Munculnya
Bitung menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak terlepas dari perjuangan seorang yang bernama Simon Tudus sebagai
Tunduang Wanua Bitung. Berawal dari satu tekad untuk membuka sebuah huma
di kawasan yang terletak di tepian pantai. Simon mendirikan sebuah
gubuk di bawah pohon besar di antara sekian banyak pohon Bitung yang
tumbuh subur di daerah rawa. Pohon Bitung tersebut tumbuh di rentang
pagar Pos I Pelabuhan Bitung sekarang dan kurang lebih 30 meter dari
tepian pantai saat air pasang naik.
Keberadaan
gubuk di huma tentunya menjadi tempat berteduh khususnya ketika laut
kurang bersahabat. Setiap orang yang mencari tempat berteduh Simon
Tundus waktu itu, Ia akan menjawab kalau pemukimannya itu,
berada dibawah pohon Bitung.
berada dibawah pohon Bitung.
Suatu
ketika Simon Tudus sedang berteduh menyaksikan banyaknya nelayan
berdatangan secara bergantian, tidak saja dari sekitar Tonsea, Sangihe
Talaud tapi juga dari Maluku, Habibu dan Papagami yang beragama Islam.
Saat itu pula ia melihat suatu hal yang mengagumkan yakni bermacam-macam
burung silih berganti hinggap di pohon Bitung. Atas peristiwa ini ia
berfirasat bahwa suatu waktu tempat ini akan didiami oleh banyak suku
bangsa.
Dalam
Kamus Sangirees-Nederlands Woordenboek yang diedit oleh Mr. K.G.F.
Stellen dan Drs. W.Aerbersold dari penulis N. Adrian, 1893, cetakan
terakhir tahun 1959, kata Bitung adalah nama sebuah pohon, Stevige
Koroestige Boom. Dalam bahasa botani disebut Hivia Hospital
Dari
sekian banyak pertemuan para nelayan maka kata Bitung (Witung) sudah
beralih makna dari nama pohon ke penunjukan tempat. Akhirnya makna ini
berkembang sampai sekarang. Para pemukim beragama Kristen terdiri dari
Elias Lontoh Sompotan, Daniel Mais Pongoh, Hendrikus Langie Langelo,
Martinus
Langelo, Andries Rompis, Mais Pantow, Benyamin Wangi, Andries Hendrik
Dulang Kansil dan Yesaya Malalutan. Mereka inilah antara lain penduduk
Bitung pertama setelah Simon Tudus yang merupakan perintis terbentuknya
Desa Bitung (Negeri Bitung).
1 Januari 1918
Bitung diakui oleh Pemerintah Belanda sebagai suatu negeri,
Tahun 1926
Theopilus
Bawotong, Frederik Tidatu dan Hendrik Dulok Kansil mewakili penghuni
Desa Bitung menghadap Hukum Besar Tonsea di Airmadidi
Tahun 1927
Bitung
menjadi desa di bawah Kehukumtuaan Madidir dengan Elias Lontoh
Sompotan, cucu mantu Simon Tudus diangkat menjadi kepala jaga tunduan
kemudian diangkat menjadi Hukum Tua
Tahun 1928
Elias Lontoh Sompotan diganti oleh Hukum Tua H.L.Langelo.
1 Januari 1928
Bitung disahkan setelah dikelurakan Beslit oleh Pemerintah
1 Juli 1947
Bitung
menjadi distrik bawahan yang berdiri sendiri terpisah dari distrik
bawahan dengan luas wilayah 19.870 Ha, terdiri dari 13.428 jiwa tersebar
pada 11 desa.
Tahun 1964
SK
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Nomor 244 Tahun 1964,
Bitung ditetapkan menjadi satu Kecamatan dengan jumlah penduduk waktu
itu sekitar 32.000 jiwa tersebar pada 28 desa dengan luas wilayah 29,79
km².
Tahun 1967
dibentuklah Kantor Penghubung atau Wakil Bupati Minahasa di Bitung, sebagai koordinator seluruh Pemerintahan dan Pembangunan.
Tahun 1968
Gubernur Propinsi Sulawesi Utara membentuk Badan Koordinasi Pelaksanaan Pembangunan Bitung.
April 1971
Bupati Minahasa menetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja dari Penghubung Bupati Minahasa di Bitung.
2 Juli 1974
Gubernur
Propinsi Sulawesi Utara mengangkat Wempi A. Worang sebagai kepala atas 3
lembaga yakni Penghubung Bupati, Camat dan Kepala Dinas Pembangunan
Bitung.
10 April 1975
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975, maka pada tanggal 10 April
1975 Kecamatan Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif yang pertama
di Indonesia, dengan luas wilayah 304 km²
terdiri dari 3 kecamatan dan 35 desa.
Dengan
semakin berkembangnya Bitung yang kemudian dijuluki Kota Serba Dimensi
yaitu Kota Pelabuhan, Kota Industri, Kota Perdagangan, Kota Pariwisata
dan Kota
10 Oktober 1990
Kota
Administratif Bitung meningkat statusnya menjadi Kotamadya Daerah
Tingkat II Bitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1990, dengan
luas wilayah 304 km², 3 kecamatan dan 44 kelurahan.
Drs. S.H. Sarundayang merupakan Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II Bitung yang pertama.
6 Desember 1995
Sesuai
dengan PP Nomor 43 Tahun 1995 tanggal 6 Desember 1995 terbentuklah
Kecamatan Bitung Timur hasil pemekaran dari Kecamatan Bitung Tengah.
Dengan demikian Kota Madya Bitung menjadi 4 wilayah kecamatan.
14 Desember 2001
Era Otonomi daerah membuat Penyebutan Kotamadya Bitung menjadi Kota Bitung hingga sekarang
Tahun 2001
Berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Bitung Nomor 100 Tahun 2001, Kecamatan Bitung
Tengah mekar menjadi dua kecamatan, ditambah dengan Kecamatan Bitung
Barat
sehingga
sejak saat itu jumlah kecamatan di Kota Bitung menjadi 5 kecamatan
yakni Kecamatan Bitung Barat, Bitung Tengah, Bitung Utara, Bitung
Selatan dan Bitung Timur dengan jumlah kelurahan yang dimekakan menjadi
60 dari sebelumnya yang 44 kelurahan.
10 Oktober 2007
Kota
Bitung mengalami pemekaran sehingga menjadi 8 kecamatan dengan menganti
nama kecamatan, sekaligus pemekaran kelurahan dari 60 Kelurahan menjadi
69 kelurahan sampai saat ini.
Dahulu Menjadi
Kecamatan Bitung Selatan Kecamatan Lembeh Selatan
Kecamatan Lembeh Utara
Kecamatan Bitung Barat Kecamatan Matuari
Kecamatan Girian
Kecamatan Bitung Utara Kecamatan Ranowulu
Kecamatan Bitung Tengah Kecamatan Maesa
Kecamatan Madidir
Kecamatan Bitung Timur Kecamatan Aertembaga
Masa kepemimpinan Walikota Bitung 5 tahun
Nama-nama Walikota yang pernah menjabat sebagai Kepala Pemerintahan di Kota Bitung adalah sebagai berikut :
1. W. A. Worang (1975-1979)
2. Drs. K. L. Senduk (1979-1986)
3. Drs. S. H. Sarundayang (1985-1992)
4. Drs. S. H. Sarundayang (1992-1997)
5. Drs. S. H. Sarundayang (1997-2000)
6. Drs. Is. L.A. Gobel (Pejabat Walikota April-Agustus 2000)
7. Milton Kansil, SE – F.Supit (2000-2005)
8. Drs. Max Lumintang (Pejabat Walikota Agustus 2005-Feb 2006)
9. Hanny Sondakh – Robert Lahindo, SH, MSi. (2006-2011)
2. Drs. K. L. Senduk (1979-1986)
3. Drs. S. H. Sarundayang (1985-1992)
4. Drs. S. H. Sarundayang (1992-1997)
5. Drs. S. H. Sarundayang (1997-2000)
6. Drs. Is. L.A. Gobel (Pejabat Walikota April-Agustus 2000)
7. Milton Kansil, SE – F.Supit (2000-2005)
8. Drs. Max Lumintang (Pejabat Walikota Agustus 2005-Feb 2006)
9. Hanny Sondakh – Robert Lahindo, SH, MSi. (2006-2011)
10. Drs. Edison Humiang, M.Si (Plh. Walikota Bitung 2011)
11. Hanny Sondakh – Maximilian Jonas Lomban SE, Msi (2011 – Sekarang)
dari berbagai sumber
Sumber Foto : Santy G Luntungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar