Direktorat
Polisi Air atau Dit Polair Polda Sulut terus memburu enam pelaku pembajak Kapal
MT Rehobot yang masih buron masing-masing, YSB alias Batunan, PD alias Pend, LU
alias Una, LD alias Dulah, FR alias Rompas serta LB alias Budu.
“Mereka
masih dalam pengejaran. Kita terus berupaya untuk mencari dimana tempat
persembunyian mereka. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mereka bisa kita
tangkap,” terang Kabid Humas Polda Sulut, AKBP Wilson Damanik, Minggu
(23/08/2015) malam, melalui telepon selulernya.
Ditambahkannya,
peran para pelaku pasca membacak Kapal MT Rehobot yakni, satu nakhoda, satu
kepala kamar mesin atau KKM serta empat lainnya bekerja sebagai anak buah kapal
atau ABK.
“Jadi
Batunan adalah nahkodanya, Pend KKMnya sedang, Una, Dulah, Rompas dan Budu
adalah ABKnya. Mereka terus kita buru. Anggota pun telah disebar untuk mencari
keberadaan para pelaku,” tuturnya.
Selain
enam pelaku tambah Damanik, pihaknya juga akan meringkus Danielo Wangkanusa
warga negara Philipina yang memesan BBM kepada Mustafa Aly ke Kota Bitung.
“Namun
karena dia (Danielo, red) adalah warga negara Philipina jadi kita akan
berkordinasi dengan polisi Philipina untuk meringkusnya. Ya, kemungkinan dia
akan ditahan di Philipina dan menjalani sidang di sana,” jelas Damanik.
Seperti
yang sudah diberitakan Cybersulutnews.co.id, Dit Polair Polda Sulut, Selasa
(11/08/2015), kembali meringkus tiga orang pelaku pembajakan Kapal MT Rehobot.
Ketiga pelaku masing-masing, Mustafa Aly alias Boy alias LA Ade, Machmud
Manoppo alias Mud serta Alko Pangkey alias Tole.
Pelaku
pembajakan diringkus anggota Dit Polair Polda Sulut di tempat persembunyian
Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Selanjutnya digiring ke
markas Dit Polair Polda Sulut untuk menjalani pemeriksaan.
Dalam
pemeriksaan yang dilakukan terungkap, perbuatan pembajakan Kapal bermuatan
1.100 ton bahan bakar minyak (BBM) jenis solar direncanakan Mustafa Aly.
“Jadi
aktor pembajakan tersebut adalah Mustafa Aly. Dia (Mustafa Aly, red) adalah
penghubung ke pembeli dari Philipina. Sedang Machmud Manoppo adalah kordinator
lapangan dalam aksi pembajakan. Untuk Alko Pangkey sendiri hanya bekerja
sebagai ABK,” terang Kapolda Sulut, Brigjen Pol Wilmar Marpaung.
Ditambahkan
Marpaung, penangkapan tiga pelaku itu berdasarkan pengakuan dari empat rekan
yang sudah lebih dulu diamankan Dit Polair yakni, Pither Bara alias Joko, Rusdi
Taena alias Udi, La Sae alias Sae serta Yance Soda alias Akang.
“Empat
orang ini telah menjalani sidang. Mereka dikenakan undang-ungang sesuai pasal
439 KUHP Jo pasal 55 ayat (1) ke 1e jo pasal 56 KUH Pidana,” ungkap Marpaung.
Seperti
informasi yang diperoleh Cybersulutnews.co.id, kejadian pembajakan itu terjadi
pada 29 Januari 2015, sekitar jam 23.00 Wita. Kala itu Kapal Rehobot sedang
berlayar dengan muatan BBM jenis solar sebanyak 1.100 ton dari Kota Bitung
menuju Gosowong Halmahera.
Tepat
di posisi perairan belakang pulau Lembeh Kota Bitung, sebuah perahu jenis long
boat tanpa nama sandar dilambung kiri kapal. Sebanyak delapan orang laki-laki
bertopeng kemudian naik ke atas Kapal Rehobot kemudian menyandra ABK dan kep
Kapal.
Ketika
menguasai kapal, para pembajak kemudian membawa kapal menuju Philipina.
Sedangkan para ABK besok malamnya diturunkan di laut ZEE menggunakan Life Craf
atau sekoci penolong. Sementara, muatan 1.100 ton solar diserahkan ke Danielo
Wangkanusa selaku pemesan. cybersulutnews.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar