Danlantamal VIII, kemarin, mengumpulkan para pengusaha perikanan yang ada di kota Bitung. Pengumpulan pengusaha perikanan ini sendiri menurut Danlantamal VIII Laksma TNI Sugianto, SE. MAP, untuk menunjang kota Bitung sebagai kawasan minapolitan sebagai leading sektor perikanan di kawasan timur Indonesia.
“Ini harus didukung oleh sinergitas semua pihak terkait, pelaku usaha,
pemerintah, aparat keamanan serta stakholder dan masyarakat perikanan agar iklim usaha perikanan bergairah sehingga percepatan pembangunan bakal terwujud,” ujar Sugianto.
pemerintah, aparat keamanan serta stakholder dan masyarakat perikanan agar iklim usaha perikanan bergairah sehingga percepatan pembangunan bakal terwujud,” ujar Sugianto.
Dalam acara tatap muka yang melibatkan Pemkot Bitung dan pelaku
usaha perikanan yang dilaksanakan tertutup di BPU kantor walikota Bitung,
membahas berbagai persoalan mengenai dunia perikanan kota Bitung. Serta
bagaimana mengembangkan kota Bitung sebagai kawasan perikanan yang maju di Provinsi Sulut karena jelas memiliki berbagai potensi perikanan serta fasilitas yang memadai. Sehingga Bitung menurut Sugianto akan tumbuh dengan pesat.
usaha perikanan yang dilaksanakan tertutup di BPU kantor walikota Bitung,
membahas berbagai persoalan mengenai dunia perikanan kota Bitung. Serta
bagaimana mengembangkan kota Bitung sebagai kawasan perikanan yang maju di Provinsi Sulut karena jelas memiliki berbagai potensi perikanan serta fasilitas yang memadai. Sehingga Bitung menurut Sugianto akan tumbuh dengan pesat.
“Namun terkadang harus diakui bahwa untuk mempertahankan impian tersebut terkadang berbagai permasalahan sering terjadi sehingga membuat dunia usaha perikanan terperosok bahkan para pengusaha beralih usaha dan dikuatirkan akan berdampak pada investasi perikanan,” tukas Sugianto.
Lebih lanjut Sugianto mengatakan, masalah ini menjadi tanggung jawab bersama termasuk jajaran TNI Angkatan Laut. Untuk itu Sugianto berjanji akan terus memantau keamanan dan kenyamanan di laut khususnya bagi nelayan Indonesia termasuk nelayan lokal untuk menjaga keutuhan NKRI dan sumber daya alam yang ada di laut.
“Tentunya dengan kehadiran TNI AL akan memberikan perlindungan bagi nelayan Indonesia dan bukan menjadi sebuah ancaman,” tegas Sugianto.
Sementara itu, acara yang dipandu wakil walikota Bitung Max Lomban ini selain membahas tentang kemanan dan kenyamanan di laut, juga membahas strategi peningkatan volume usaha perikanan termasuk juga usaha produksi dan usaha penangkapan, ijin berlayar dan penerapan pola (one stop point) atau satu titik pelabuhan untuk setiap armada penangkapan. Agar hasil tangkapan tidak ke daerah lain, serta kurangnya bahan bakar solar bagi perkapalan yang menjadi jatah untuk kota Bitung sehingga menghambat aktivitas perusahaan penangkap ikan untuk melaut.
“Walikota Bitung Hanny Sondakh sepakat untuk membentuk tim khusus yang
melibatkan semua komponen terkait, termasuk DPRD kota Bitung dan Danlantamal VIII,” kata Lomban.
melibatkan semua komponen terkait, termasuk DPRD kota Bitung dan Danlantamal VIII,” kata Lomban.
Dimana tim ini menurut Lomban akan bertugas untuk menyelesaikan permasalahan lintas sektor dan memperjuangkan aspirasi pengusaha perikanan ke tingkat pusat. Dan pertemuan ini menjadi tonggak sejarah bagi kemajuan dunia usaha perikanan di kota Bitung demi kesejahteraan masyarakat, karena puluhan ribu masyarakat kota Bitung tergantung pada usaha perikanan baik sebagai buruh pabrik, pengusaha maupun pelaut. (en) Beritamanado.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar