"Harga sekarang Rp 17 ribu per tabung, setahu saya harganya lebih rendah dari itu," keluh Yulin, Senin (12/1).
Hasyim Melangi warga Kelurahan Girian Indah juga mengalami nasib yang sama harus membeli harga Lpg dengan harga yang sudah naik sehingga dia menilai perlu ada pengawasan terhadap pangkapan yang menjual supaya tidak menaikkan harga sepihak. "Pemerintah harus melakukan pengecekan dan pemantauan di lapangan, kasian kami yang kena dampak," tandasnya.
Terpisah Herry Benyamim Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bitung saat dikonfirmasi akan masalah itu menegaskan bahwa Harga eceran Tertinggi (HET) Elpiji 3 Kilogram sebesar Rp 14.500 dan harga tersebut berlaku sama di seluruh wilayah Bitung atau di delapan Kecamatan yang ada.
"Warga beli di pangkalan karena pihaknya hanya mengatur HET khusus untuk pangkalan saja sementara untuk warung memang tidak diatur. Kalau beli di warung beda harganya karena kalau di pangkalan saya yakin tidak demikian, warung itu kan memang mencari keuntungan dan mengambil dari pangkalan," tutur Herry.
Dijelaskannya untuk menjamin ada 3 Agen Elpiji yang ada di kota Bitung masing-masing memiliki pangkalan di bawahnya sebagai penyalur dan tidak berani menaikan secara sepihak. "Tiga Agen yakni PT Hansindo Kawan Gas dengan 93 Pangkalan, PT Clanthy Mitra Gas dengan 127 Pangkalan serta PT Kawan Gas Sejati dengan jumlah pangkalan sebanyak 116. Total seluruh pangkalan sebanyak 336 dan semuanya saya jamin sesuai dengan HET," jelasnya.
Mengenai stok LPG 3 Kg sendiri dari hasil rapat bersama instansi terkait Desember hingga Januari cukup bahkan melebihi, untuk itulah pihaknya akan melakukan evaluasi agar jangan sampai stok yang sudah banyak saat masuk bulan baru kebutuhan berkurang. "Karena setiap bulan tidak sama sifat fluktuatif," tandasnya.tribunmanado.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar