Sabtu, 03 Agustus 2013

Rasa Kemanusiaan Itu Masih Terjaga di Bitung

bantuan ambon Rasa Kemanusiaan Itu Masih Terjaga di Bitung
Berbicara rasa kemanusiaan yang mulai langka dijumpai diera moderen dan individual, mungkin kita perlu berkaca ke masyarakat Kota Bitung. Kendati kota pelabuhan ini terdiri dari berbagai suku dan budaya, namun rasa kemanusiaan itu tetap terpelihara erat.


Mau contoh, tahun 1999 ketika kerusan Ambon dan sekitarnya pecah, Kota Bitung dengan tangan terbuka menampung warga yang mengungsi. Begitupula ketika kerusuhan Poso, kota penghasil ikan ini bahu-membahu membantu segala yang dibutuhkan pengungsi.


Dan rasa kemanusiaan itu kembali ditunjukkan ketika Kota Ambon dilanda bencana alam. Secara spontanitas warga memberikan bantuan, seakan tiada letih untuk berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

Apalagi ketika sekumpulan Jurnalis yang bertugas di Kota Bitung menggalang bantuan pakaian bekas layak pakai dan dana untuk membantu korban bencana alam di Kota Ambon. Hanya dalam hitungan dua hari, delapan karung pakaian bekas layak pakai terkumpul seketika.

Bahkan aksi penggalangan dana lewat kotak Pers Kota Bitung Peduli Ambon yang dijalankan disela-sela pencanangan rangkaian HUT RI ke-68 di lapangan Kantor Walikota Bitung, terkumpul dana sebesar Rp 1.899.000. Ribuan siswa dan ratusan PNS secara spontanitas menjulurkan tangan memberi.

Hanya dalam hitungan jam, uang kertas yang didominasi lembar seribuan dan dua ribuan terkumpul. Tak ada paksaan, semua dengan sukarela memberi dengan harapan uang yang diberi bisa membantu warga Kota Ambon yang kini mendekam di pungsian dan sangat membutuhkan pakaian.

Tak terbersit harapan memberi dengan harapan pamrih. Tulus, itulah kata yang dapat mewakili spontanitas para pelajar dan PNS itu memberi seakan ingin menunjukkan di Kota Bitung rasa kemanusiaan itu tak lekang digilas zaman dan waktu. (beritamanado.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar