Diera Informasi Teknologi (IT) saat ini seharusnya dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk efisiensi dan kecepatan dalam mengakses berbagai
informasi terkait dengan kegiatan pelabuhan perikanan di Kota Bitung.
Tetapi
sayangnya Pelabuhan Perikanan Bitung dinilai Gaptek dalam pengelolaan
informasi kepelabuhanan. Salah satu sistim informasi yang sangat penting
dan mendasar untuk pencatatan dan monitoring hasil tangkapan ikan
nelayan di pelabuhan perikanan Bitung, hingga saat ini masih menggunakan
sistim manual yang dikenal dengan istilah Lock Book.
Saat SM
bertandang ke pelabuhan perikanan Bitung (01/08), dan berbincang-bincang
dengan Plh. Kepala Pelabuhan Perikanan Bitung, Lumpat Sormin, A.Pi yang
didampingi Syahbandar Pelabuhan Perikanan, Gatot Sarwedi, B.Sc.
Keduanya mengakui jika hingga saat ini sistim pencatatan dan monitoring
hasil tangkapan ikan dari nelayan masih menggunakan cara-cara manual
yaitu Lock Book.
Dijelaskan Sormin, Pelabuhan Perikanan Bitung
sangat ketinggalan dari segi penerapan teknologi informasi, padahal
sekarang ini telah berada diera Informasi Teknologi (IT). Seharusnya dan
merupakan kewajiban Pelabuhan Perikanan Bitung harus memanfaatkan IT
dalam pengelolaan informasi dan monitoring hasil tangkapan ikan nelayan.
Saat
ini yang menerapkan sitim IT atau dikenal dengan sistim Elektronik Cath
dalam pengelolaan pelabuhan perikanan adalah Belanda dan Inggris. di
kedua Negara tersebut, sebelum kapal ikan masuk ke pelabuhan, data base
tentang kapal serta jumlah ikan hasil tangkapan telah terlaporkan dalam
sistim informasi yang ada di pelabuhan.
Dengan sistim seperti
ini, maka petugas di pelabuhan perikanan telah mengetahui secara pasti
jumlah ikan yang akan masuk ke pelabuhan. Demikian juga pabrikan dan
konsumen dapat mengakses langsung setiap kapal yang akan masuk secara
tepat waktu dan jumlah ikan yang ada di pelabuhan melalui sistim
informasi secara on line. Sormin, sangat setuju jika sistim IT
(Elektronic Cath) diterapkan di Pelabuhan Perikanan Bitung.
Mengingat
Kota Bitung kedepan akan semakin berkembang terutama dalam rencana
pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang salah satunya bertumpuh
pada sektor perikanan. Hanya saja menurut Sormin, yang menjadi kendala
saat ini SDM nelayan di masing-masing kapal penangkap ikan, apakah
mereka mampu menyesuaikan dengan sistim yang serba IT.
Untuk
mengatasi kendala SDM dapat dilakukan pembimbingan dan training tentang
operasional sistim IT. Jika ini terwujud, maka sangat membantu dari
berbagai kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak terkait dengan perikanan
dan kepelabuhanan. (Jansen) (suaramanado.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar