Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bitung dipertanyakan keberadaanya. Pasalnya, organisasi yang dinaungi Dinas Sosial Kota Bitung tersebut tak lagi terdengar, kendati sejumlah wilayah Kota Bitung beberapa waktu lalu dilanda bencana alam.
“Apakah Tagana di Kota Bitung masih ada atau sudah dibubarkan karena tidak jelas tugas dan gungsinya selain menghadiri acara seremonial semata,” kata personil LSM Pasela, Samsi Hima, Sabtu (3/8).
Menurut Hima, kehadiran dan pembentukan Tagana di Kota Bitung pada awalnya sangat direspon positif warga.
Mengingat kondisi Kota Bitung yang rentan dengan bencana alam, namun rupanya harapan masyarakat tersebut sirna karena beberapa kali bencana terjadi personil Tagana tak pernah terlihat.
“Setahu saya, Tagana mendapat anggaran cukup besar, tapi kenapa tidak pernah melakukan aksi. Apalagi melakukan sosialisasi bencana kepada masyarakat yang merupakan tugas Tagana,” katanya.
Ia sendiri berharap, jika organisasi tersebut tak jelas fungsinya, sebaiknya dibubarkan saja. Dan alokasi anggaran untuk Tagana dialihkan untuk pembentukan organisasi kemasyarakatan tanggap darurat layaknya program PNPM yang betul-betul menyentuh masyarakat.
Sementara itu, dari informasi, selain mendapatkan anggaran rutin, Tagana Kota Bitung ketika dibentuk telah dilengkapi dengan berbagai alat tanggap darurat. Seperti dua unit sekoci, perahu karet dan sejumlah peralatan tanggap darurat lainnya, namun alat-alat tersebut telah rusak karena tidak pernah digunakan. (beritamanado.com)
“Apakah Tagana di Kota Bitung masih ada atau sudah dibubarkan karena tidak jelas tugas dan gungsinya selain menghadiri acara seremonial semata,” kata personil LSM Pasela, Samsi Hima, Sabtu (3/8).
Menurut Hima, kehadiran dan pembentukan Tagana di Kota Bitung pada awalnya sangat direspon positif warga.
Mengingat kondisi Kota Bitung yang rentan dengan bencana alam, namun rupanya harapan masyarakat tersebut sirna karena beberapa kali bencana terjadi personil Tagana tak pernah terlihat.
“Setahu saya, Tagana mendapat anggaran cukup besar, tapi kenapa tidak pernah melakukan aksi. Apalagi melakukan sosialisasi bencana kepada masyarakat yang merupakan tugas Tagana,” katanya.
Ia sendiri berharap, jika organisasi tersebut tak jelas fungsinya, sebaiknya dibubarkan saja. Dan alokasi anggaran untuk Tagana dialihkan untuk pembentukan organisasi kemasyarakatan tanggap darurat layaknya program PNPM yang betul-betul menyentuh masyarakat.
Sementara itu, dari informasi, selain mendapatkan anggaran rutin, Tagana Kota Bitung ketika dibentuk telah dilengkapi dengan berbagai alat tanggap darurat. Seperti dua unit sekoci, perahu karet dan sejumlah peralatan tanggap darurat lainnya, namun alat-alat tersebut telah rusak karena tidak pernah digunakan. (beritamanado.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar