BITUNG - Berbagai
manfaat dan ilmu diperoleh oleh belasan karyawan perusahan ikan dari
berbagai daerah seperti Bitung, Ambon,
Sorong, Bau-Bau dan Flores. Belasan kaerawan mengikuti Training of Trainers
Bidang Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pole and Line dan Handline oleh
Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia (AP2HI) di Jakarta.
Bekerja
sama dengan Internasional Pole and line foundation (IPNLF) didukung oleh
Pelabuhan perikanan Samudera (PPS) Bitung, Balai
Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Aertembaga dan Kementrian Kelautan
dan Perikanan dengan sponsor World Wildlife Foundation (WWF) beberapa waktu
lalu.
"Banyak
ilmu yang saya dapat dari pelatihan itu. Bagaimana menjadi trainner khususnya
cara merawat ikan Tuna agar
berkualitas," tutur Irawati Tobangen (28), Minggu (30/8/2015).
Menurutnya
ditengah kondisi Ikan Tuna di Indonesia yang mulai menurun populasinya, lewat
pelatihan tersebut dilatih dan diajarkan bagaimana melestarikan Ikan Tuna
secara berkelanjutan atau sistenebel.
Saat
ini keberadaan perkembang biakkan Ikan Tuna di laut kurang tak sebanding lagi
dengan penangkapan yang semakin banyak diikuti dengan berdirinya
perusahan-perusahan ikan.
"Kami
Juga diajarkan bagaimana menangkap ikan rama lingkungan.
Jangan menangkap ikan yang ramah
lingkungan seperti ikan Tuna yang dibawah 40
Kg khusus tangkap dengan cara tuna andline, jangan tangkap jenis beby tuna yang
masih bisa berkembang biak dan bertelur, jangan ditangkap kura-kura, hiu paus
dan lumba-lumba serta berang laut," tukasnya.
Terpisah
Ahmad Isa Ansyori selaku TOT Coordinator and Asisstent General Manager AP2HI
mengatakan tujuan pelatihan antara lain untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilan tentang penanganan ikan diatas kapal Pole
and line dan handline guna memperoleh kualitas yang tinggi dari produk ikan.
Serta
memperhatikan kelestarian sumberdaya laut.
"Tujuan
jangka panjang mendukung pengelolaan perikanan Tuna di Indonesia secara lestari
atau berkelanjutan sehingga menjamin keberlangsungan stok perikanan Tuna dan
kelestarian ekosistemnya di masa depan dan mencapai sertifikasi ekolabel atau
sertifikat ramah lingkungan untuk produk perikanan Tuna dari lembaga ekolabel
dunia yaitu Marine Stewardship Council (MSC)," tukas Isa. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar