BITUNG - Isak tangis pecah dari beberapa wanita di
depan kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung, Kamis
(3/9/2015). Mereka menangis setelah mengetahui Arthur Maxwel Diauntung alias
Max (21) Kelurahan Kelurahan Manembo Nembo, ditemukan meninggal setelah
sebelumnya hilang di tengah laut.
Max
adalah korban hanyut sejak Jumat (28/8) pekan lalu. Max akhirnya berhasil
ditemukan dalam kondisi tak bernyawa terapung di pesisir Pantai Dodik Kelurahan
Wangurer Kecamatan Girian oleh seorang Nelayan warga Kampung Kodo Kelurahan
Wangurer.
Menurut
keterangan yang dihimpun dari warga di sekitar lokasi penemuan, jasad ditemukan
sekitar pukul 10.15 wita.
"Awalnya
sang nelayan hendak melihat perahu yang dihantam ombak tiba-tiba di radius
sekitar 15 meter dari daratan dia melihat ada kaos terapung. Setelah didekati,
ternyata jasad, dia langsung mencari bantuan warga sekitar untuk menggangkat
jasad tersebut," ujar seorang petugas.
Peristiwa
ini langsung dilaporkan ke polisi dan petugas Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bitung. Jasad kemudian dimasukkan dalam kantong mayat warna
oranye milik BPBD, lalu diangkut dengan mobil patroli polisi dan dibawa ke
kamar mayat RSUD.
Isak
tangis pecah. Nuansa kesedihan langsung terasa, terutama bagi Abelia Rasubala,
ibu korban. Bersama juga dengan adik korban, Armel Dianuntung, sanak saudara
lain larut dalam kesedihan mendalam.
Tak
ada kata keluar dari mulut Abelia. Dia hanya terus menerus terisak tangis saat
mengetahui anaknya yang sempat hilang sudah ditemukan dalam keadaan tak
bernyawa.
"Kami
mengetahui kabar ditemukannya Alex dari sanak saudara melalui sambungan telepon
sekitar pukul 11.00 wita," tutur Julismin Diantung, tante korban. Sambil
menitikkan air mata, Julimin bersama saudara lainnya, memastikan benar sosok
jasad yang terapung di Pantai Dodik Wangurer adalah Max. Mereka yakin setelah
melihat pakaian yang dikenakan. "Benar dia itu, pakai kaos bergaris dan
celana jins serta berkulit hitam," terangnya, lalu disambut isak tangis
keluarga.
Kapolres
Bitung AKBP
Reindolf Unmehopa melalui Aiptu Mardi Siswoyo Kaur Iden Sat Reskrim Polres Bitung,
mengatakan dari hasil identifikasi korban mengalami luka-luka di sekujur
lengan, leher dan paling parah bagian wajahnya. Kata Mardi, sesuai dengan hukum
alam, dapat diketahui dengan mudah apakah jenis kelamin jasad dari posisi di
atas air. "Kalau pria pasti posisinya tengkurap dan kalau wanita posisinya
terlentang," tukasnya. Saat ini jasad korban sudah di bawah keluarga untuk
disemayamkan. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar