Selasa, 07 Februari 2012

Prosesi Ritual Cap Go Meh Diramaikan Dengan 6 Ince Pia

Ritual Cap Go Meh yang menjadi akhir dari perayaan Imlek 2563 di Kota Bitung diramaikan dengan Tang Sin atau Duta Alah dari Umat Tri Dharma. Tak tanggung-tanggung prosesi ini diramaikan dengan 6 Tang Sin sekaligus dengan 7 kio atau kereta. “Kegiatan ini diramaikan dengan  7 Kio dan 6 Tang Sin dengan rute jalan sepanjangn 3 KM,” ungkap  ketua Panitia Pelaksanaan ini Lanny Sondakh. Tak hanya itu, diapun menguraikan kalau iring-iringan barisan prosesi Cap Go Meh ini  dimulai dengan barisan pertama yaitu Spanduk perayaan Goan Siau kemudian diikuti barisan Non ritual atau budaya Nasional seperti  Tarian kabasaran, Tarian Reok,
Tarian kereta Hias Bhineka Tunggal Ika dan Bohusami, Barisan BKSUA, barisan PKK, musik Terompet dan mobil ambulance, di barisan ke 3 diisi oleh barisan ritual, Spanduk Kok Thai Ping An, sepasang Gong  atau lonceng langit, Barisan lampion, pasukan 5 kuda panglima, pasukan 36 bendera, barongsai, dan Liong Ritual disusul barisan ke
4 adalah barisan kereta hias sepereti kereta hias nomor 1 sampai 3, diisi barisan musik bambu, kereta hias nomor 4 sampai 6 kemudian diisi lagi dengan Musik bambu, pun demikian dengan kereta hias nomor 7 sampai 9 ditutup dengan barisan musik bambu, pada barisan ke 5 ada Tarian Naga, barisan ke 6 ada Barisan petugas sembahyang atau Hok Siou 3 periode terdahulu, sementara untuk barisan terakhir adalah usungan Kio atau kereta baru keluar sekitar pukul 17.30 2 wita dengan urutan Kio Lo Cia, Kio Tamu, kio Hian Thian Sian Te, Kwan Kong, Hok Tek Ceng Sien/Seng Kong, Maco (Aseng) dan ditutup dengan  Mobil penerangan/perlengkapak air minum, Mobil panitia, musik bambu dan  keamanan.
Sementara itu diungkapkan oleh Panitia kalau sejak tahun 2002 sampai dengan tahun ini, umat Tri Dharma sudah 8 kali melakukan prosesi ini. “Sejak tahun 2002 sudah 8 kali pelaksanaan cap Go Meh ini, 2 kali pelaksanaan tak dilakukan karena tak diijinkan oleh dewa,” jelas salah satu panitia.
Pada acara tersebut juga terligat sekelompok turis manca negara yang menikmati tontonan ini seperti tamu dari Bastianos diving Lembeh. “Kami hanya memberitahukan kepada mereka kalau ada atraksi  cap go meh di Bitung dan ternyata mereka mau datang kemari menghapus agenda menyelam mereka,” ungkap Nathalia Rombot salah satu staf di Bastianos Diving Resort.
Sementara itu, Thomas Dan Githe salah satu turis mancanegara dari German yang dijempuai media online ini mengungkapkan kenikmatannya melihat prosesi ini. “Untuk pertama kalinya saya melihat atraksi ini dan kami sangat beruntung ada di indonesia bisa melihat atraksi budaya ini,” kata Githe
Sementara itu Kabag Ops polres Bitung Kompol Asep Dharmawan ketika dikonfirmasi mengenai pengamanan ini mengatakan kalau pihak kepolisian menurunkan sekitar 300 lebih personil. “Kami melakukan pengamanan terbuka dan tertutup untuk dan syukurlah sampai acara selesai tidak ada persoalan yang mendasar,” jelas Dharmawan sambil mengungkapkan kalau penonoton sendiri diperkirakan mencapai puluhan ribu orang.
Uniknya pada pada prosesi ini, tak hanya sesajen dari budaya cina namun terlihat juga sejumlah sesajen dari Suku Minahasa yang diletakan pada tatakan beras. Sesajihan itu seperti Saguer, Kopi, nasi Bungkus, Sate, Captikus dan pinang. “Mungkin ini wujud penghormatan panitia kepada budaya setempat,” kata salah seorang pengunjung yang juga adalah pejabat kota Bitung.
Hanny Sondakh sendiri ketika dijumpai mengatakan kalau prosesi ini bukan hanya milik orang Tiong Hoa namun juga menjadi milik banyak orang. ‘Coba kita lihat mulai dari Penari Barongsai, pembawa kio dan para pengisi acara pada kegiatan ini ada orang Minahasa, Gorontalo, Sangihe dan suku-suku yang ada di Indonesia ini membuktikan kalau acara ini adalah milik bangsa,” kata Sondakh yang saat itu menerima surat dari salah seorang Tang Sin.(RD) Bitungtimes.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar