Hujan deras yang mengguyur kota Bitung ternyata tidak
mampu meredam si jago merah melahap sebuah bangunan Poskesdes di Kelurahan
Sagerat Weru I lingkungan I RT 04 Kecamatan Matuari, Senin (25/1).
Bangun Tambunan (40) kepala keluarga yang tinggal di
Poskesdes bersama istri serta ketiga anak yang pertama melihat peristiwa naas
itu.
"Persisnya jam berapa saya tak tau, mungkin sekitar
pukul 10.00 wita pagi," ujar Bangun diwawancarai ditempat kejadian.Baru
saja pulang dari pasar pekerja swasta itu melihat api telah membakar Poskesdes
tempat praktik sang istri. Awalnya melihat kepulan asap membumbung tinggi di
lampu belakang Poskesdes.
"Saya pikir asal dari bakar ikan yang biasa
dilakukan tetangga dibelakang Poskesdes, tapi saat langkah kaki semakin
mendekat melihat tidak ada bara api untuk membakar ikan," ceritanya.Di
tengah kondisi hujan deras Bangun langsung masuk ke dalam Poskesdes melalui
pintu belakang. Betapa kagetnya saat dilihat ternyata api sudah membakar tempat
tidur dan atap rumah.
Seketika muncul dalam benak pikirannya untuk
menyelamatkan surat-surat penting yang ada didalam lemari, namun urung ia
lakukan."Saat saya mau ambil, ternyata anak saya dalam keadaan menangis
mengikut langkah saya masuk dalam kamar yang terbakar. Saya langsung bergegas
keluar sambil menyelamatkan anak saya," tukasnya.
Dua unit mobil pemadam kebakaran milik Badan
penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kota Bitung diterjunkan untuk menaklukan
si Jago merah, dibantu warga setempat 6.000 kubil air didalam dua unit mobil
mampu memadamkan api."Saat kejadian memang Poskesdes tidak ada pelayanan
pasien karena sang Bidan sedang keluar ke Puskesmas Matuari," jelas Kepala
BPBD Bitung Adri Supit melalui Panji Siswojo Kasubdid Kesiapsiagaan.
Akibat peristiwa kebakaran itu atap poskesdes ludes
terbakar, uang tunai Rp 1 juta ikut terbakar, sebagaian obat-obat terbakar dan
basah, dua kamar tidur, toilet, TV dua unit, laptop dua unit lemari pakaian,
kipas angin, printer, alat medis sebagain besar terbakar. "Penyebabnya adalah
korsleting," tukasnya
Sementara itu sang Bidan Linna Sitorus (34) yang disaat
kejadian sedang berada di Puskesmas Matuari mengaku, tau Poskesdes tampatnya
melayani masyarakat berobat terbakar dari tetangga."Karena harus stand by
24 jam jadi saya dan suami serta anak tinggal disini, dengan kondisi begini
terpaksa kami harus tinggal di rumah kami di Kelurahan Sagerat lama," ujar
Linna sedih.
Pihaknya belum dapat menaksir jumlah kerugian yang
ditimbulkan akibat peristiwa kebakaran itu, yang ada hanya ratapan pilu dan
penyesalan di wajah Linna bersama sang suami melihat puing sisa kebakaran.
"Terpaksa pasien saya diarahkan ke Puskesmas Matuari
untuk berobat karena kondisi Poskesdes terbakar," tandasnya.manado.tribunnews.com