Kamis, 19 Mei 2011

Kunci Sukses Kenny Raih Nilai Tertinggi SMK di Sulut

Selalu belajar setiap hari sepulang dari sekolah dan jika ada ulangan atau ujian bangun lebih pagi untuk belajar sebelum berangkat ke sekolah.  Merupakan kiat dari Kenny Walingkas (17) siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bitung jurusan akuntansi yang nilai kelulusannya tertinggi se SMK di Sulawesi Utara (Sulut).

Saat mengetahui dirinya sebagai siswa yang lulus dengan nilai tertinggi, Kenny mengaku senang dan bangga serta bersyukur karena usahanya selama ini dengan belajar secara sungguh-sungguh mendapat hasil yang baik.

“Senang, bangga dan bersyukur kepada Tuhan Yesus,” ujar Kenny kepada Tribun Manado, Rabu (18/5/2011).

Ia mengaku selama bersekolah di SMKN 1 Bitung dari kelas 1 sampai 3 sudah biasa menjadi juara kelas. Untuk mencapai itu semua tidak banyak kiat yang dilakukannya hanya belajar, berdoa dan selalu menjaga kesehatan.

Seusai pulang sekolah, Dirinya selalu menyempatkan waktu satu sampai dua jam untuk belajar.  Bila ada ulangan atau ujian keesokan harinya di sekolah maka dia akan bangun lebih pagi untuk belajar kembali sebelum  berangkat ke sekolah.

“Itu jika ada ulangan bangun jam lima pagi dan belajar sebelum ke sekolah. Kalau besoknya nggak ada ujian belajar seperti biasanya setelah pulang sekolah,” ujar Kenny meski selalu juara kelas namun jarang mengikuti perlombaan ini.

Selain itu, lanjutnya, juga sering melakukan diskusi atau bertanya langsung kepada guru. Jika ada pelajaran yang kurang dimengertinya.

Anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Ferry Walingkas dan Jessi Maliang ini bercerita, bahwa latar belakang keluarganya bukan dari orang yang berlebihan secara materi dan orangtuanya sudah berpisah.

Papanya tinggal di Tondano dan hanya berprofesi sebagai petani dan pekerjaannya tidak tetap. Sementara Ibunya tinggal bersamanya di Kelurahan Aertembega Lorong 1, Kota Bitung dan berprofesi sebagai buruh di PT Deho. “Untuk biaya sekolah orangtuanya dan dibantu saudara-saudara,” jelas wanita kelahiran 27 Januari 1994 ini.

Mengerti akan keterbatasan ekonomi karenanya setiap buku pelajaran atau modul yang dibutuhkan tidak selalu dibelinya tetapi diakali dengan cara difotokopi. “Kita musti berjuang dan jangan menyerah. Jangan sudah susah malah bergaya,” ucapnya.

Setelah lulus SMA, Ia berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi namun karena kondisi perekonomiannya yang tidak mendukung. Maka Ia berusaha untuk ikut tes atau mencari beasiswa di perguruan tinggi yang menyediakan beasiswa. Serta berharap ada yang memberikannya beasiswa untuk kuliah.

“Rencana sih mau melanjutkan kuliah tapi baru rencana. Syukur-syukur ada yang kasih beasiswa,” terangnya.

Terpisah,  Wali Kelas Kenny Walingkas, Julentje Samahati mengatakan bahwa anak didiknya mempunyai karakter pendiam dan tenang serta selalu bertanya bila ada pelajaran yang tidak dimengertinya. “Kalau dia nggak mengerti selalu tanya langsung ke guru,” jelasnya.(reza) tribunmanado.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar