Rabu, 11 Mei 2011

Pembangunan Talud Batuputih Dikeluhkan

Pantai Batuputih
Pembangunan talud penanggulangan bencana tsunami di wilayah Kelurahan Batuputih kecamatan Ranowulu dikeluhkan oleh warga. Pasalnya, talud setinggi 1.5 meter tersebut dianggap menghalangi warga untuk memarkir perahu kala air naik, serta mengganggu aktifitas mereka sehari-hari ketika akan melaut maupun selesai.
“Harusnya talud dibangun dengan model miring, tidak tegak lurus seperti yang semantara dibangun saat ini agar nelayan bisa memarkir parahu dengan leluasa,” kata salah satu warga Batuputih, Alvonso Wodi, Rabu (11/05).
Wodi mewakili warga mengaku tidak menentang pembangunan talud tersebut, namun harusnya model talud memperhitungkan nasib para nelayan. Karena saat ini para nelayan kebingungan untuk memarkir perahu ke tempat aman karena terhalang dengan beton setinggi 1.5 meter.
“Dari sisi pariwisata juga sangat mengganggu, karena Batuputih kehilangan garis pantai yang selama ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Harusnya ini semua dipikirkan sebelum melakukan pembangunan, jangan hanya asal membangun yang ujung-ujungnya malah merugikan warga,” jelasa Wodi.
Sementara itu, kepala Badan Penenggulang Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung, Joppy Sarante ketika dikonfirmasi soal keluhana warga tersebut mengaku sudah melakukan sosialisasi sebelum pembangunan.
“Kalau memang ada masyarakat yang mengeluhkan pembangunan talud tersebut berarti tidak hadir ketika kami melakukan sosialisasi,” tutur Sarante.
Menurut Sarante, sebelum realisasi pembangunan talud dilakukan seluruh warga sudah menyatakan setuju. Dan jika saat ini baru dikeluhkan maka dirinya mengaku itu hanya oknum-oknum tertentu saja yang jelas tidak hadir ketika dilakukan sosialisasi pembangunan talud. (en) beritamanado.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar