BITUNG - Pra rekonstruksi kasus pemerkosaan anak gadis 12
oleh Polres Bitung menyita perhatian.
Ratusan orang memadati lokasi, Rabu (18/5). Kasus rudapaksa
ini melibatkan tiga pria hidung belang, IM, SM dan FSP.
Terungkap IM dan SM melakukan aksi bejat itu dua kali di tempat
keduanya berdomisili. FSP melakukan sekali.
Prarekonstruksi melibatkan petugas Polsek Maesa dan Polres
Bitung berlangsung di lebih dari tujuh tempat. IM, pria bertato ini menjadi
pusat perhatian.
"Kalau kami tahu dia yang pelaku (pria bertato) sudah
ditempelang atau pukul," ujar seorang warga yang menyaksikan
prarekonstruksi di depan kantor Pos Bitung itu.
Menurut warga ini, tersangka yang memiliki tato di wajah
sudah sangat familiar. Dia merupakan tukang parkir di depan satu rumah makan di
Pusat Kota Bitung. "Dia juga sering meminta-minta uang kepada pengendara
mobil," ujar warga ini.
Prarekonstruksi diawali dengan perjalanan korban saat
melarikan diri dari rumah. Korban yang diperankan oleh seorang perempuan nampak
santai memperlihatkan perjalanannya berpindah-pindah rumah dari kos hingga
rumah kos tersangka.
Di satu rumah kos kompleks Empang Kelurahan Bitung Timur,
korban bersama tersangka bertato menginap selama tiga hari lamanya. "Dua
kali berbuat. Selama korban di kamar kos saya pergi kerja menjaga parkir,"
kata tersangka.
Di Kelurahan Bitung Barat Satu, TKP selanjutnya, tersangka
FSP mengaku melakukan perbuatan asusila kepada korban di rumah temannya.
Beralih lokasi di tepi pantai Candi, polisi terpaksa harus
memasang garis polisi untuk mengantisipasi membludaknya warga yang menyaksikan.
"Woi, sunat jo pada dia," kata warga saat tersangka dihadirkan polisi.
Kapolsek Maesa, Deli Manullang, mengatakan pelaksanaan
prarekonstruksi sebagai awal sebelum melakukan rekonstruksi sambil melihat
kronologis kasus. "Selain itu fokus kepada pelaku rudapaksa," tutur
Deli.
Bagi pelaku yang masih buron, pihaknya tetap berupaya
melakukan pengejaran. "Kasus ini ditangani oleh Polsek Maesa dan Polres
Bitung," kata dia.
Ade, seorang tukang ojek yang kebetulan melintas di lokasi
saat prarekonstruksi, mengaku terkejut. "Saya kaget dengar ada kasus
rudapaksa melibatkan pria bertato yang sering disebut Aim. Kasihan anak di
bawah umur mereka perlakukan seperti itu. Kenal sih dengan Aim, dia mencari
uang sebagai tukang parkir," ujar warga Bitung ini. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar