BITUNG - Salah satu tujuan
dilaksanakannya seminar literasi media adalah agar masyarakat yang belum
memahami peran pers sesungguhnya, dan tidak lagi mudah tertipu dengan oknum
tertentu yang mengaku dirinya wartawan, tetapi pada kenyataanya memiliki
kepentingan tertentu saja.
Hal mana terungkap dalam
keterangan Walikota Bitung, Maximiliaan J. Lomban,SE, M.Si, saat menghadiri
Seminar Literasi Media bertajuk ”Membedakan Media Profesional dengan Media
Abal-abal” di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kantor Walikota Bitung, Senin (27/6).
”Lewat kesempatan inilah
kita akan memperoleh informasi tentang kode etik juranlis, apa fungsi utama
pers, dan bagaiamana membedakan jurnalis yang profesional dan abal-abal,” ujar
Lomban.
Seminar Literasi Media
ini merupakan kerjasama Pemkot Bitung dengan Anggota Dewan Pers.
Tim dewan pers yang
diketuai Yosep Adi Prasetyo (Stanley) hadir bersama para narasumber yakni Sinyo
Sarundajang (materi konsep pers Profesional Menurut KEJ dan UU Pers), Imam
Wahyudi (Materi Ciri-ciri wartawan abal-abal dan menyikapi pers yang tidak
profesional), dan Leo Batubara (materi prosedur pengaduan, hak jawab dan
penanganan hukum sengketa pers).
Dalam seminar ini turut
hadir Wakil Walikota Bitung, Ir. Maurits Mantiri, Ketua TP-PKK kota Bitung Ny
Khouni Lomban Rawung, Plt. Sekkot Bitung, Drs Malton Andalangi, unsur
Forkopimda Kota Bitung, para pejabat dan ASN lingkup Pemkot Bitung.
Lomban juga
mengapresiasi seminar ini, karena seminar Literasi Media ini baru pertama kali
dilaksanakan di Sulawesi Utara, dan Kota Bitung menjadi pilihan dari Dewan Pers
untuk pelaksanaan kegiatan ini. ”Selaku Pemerintah kami mengapreiasi Dewan Pers
yang memilih Bitung untuk pelaksanaan kegiatan penting ini,” pungkasnya.
Kegiatan kemudian
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, terhadap proses peliputan, pengaduan dan
hak jawab oleh para peserta. manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar