BITUNG - Salah satu bentuk
kepedulian pemerintah dan masyarakat atas pelestarian lingkungan yakni dengan
didirikannya sebuah Gapura Hayati. Dimana pada tugu tersebut tercantum berbagai
ornamen hayati yang tentu saja berimplikasi pada kepedulian akan pelestarian
lingkungan serta tujuan kepariwisataan.
Hal mana diungkapkan
Walikota Bitung, Maximiliaan Jonas Lomban,SE, M.Si, saat meresmikan Gapura
Hayati/Cagar Alam Tangkoko, di Kelurahan Batu Putih Bawah, Kamis (16/6). ”Ini
merupakan simbol ajakan agar masyarakat agar peduli akan pemanfaatan
pelestarian hutan dan hewan yang dilindungi seperti monyet atau Yaki Macaca
nigra, dan tarsius di cagar Alam Tangkoko,” ujarnya.
Lomban yang didampingi
Duta Selamatkan Yaki sekaligus Ketua TP-PKK Kota Bitung, Dra Ny Khouni
Lomban-Rawung, M.Si, menyampaikan apresiasi atas Gapura yang dibangun, yang
mana merupakan wujud kerjasama Pemerintah Kelurahan Batuputih Bawah bersama
Forum Masyarakat Konservasi Hutan (FMKH).
Menurutnya, konservasi
sumberdaya alam hayati bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian atas
keseimbangan ekosistem. Untuk itu, masyarakat dilarang membongkar hutan karena
hal tersebut berdampak menggangu ekosisitim kembang biak berbagai jenis hewan
terutama monyet atau atau yaki pantat merah, yang pada umumnya tinggal didalam
hutan tersebut. ”Yaki sangat membantu pelestarian hutan, dimana yaki dapat
menjaga sistim lingkungan,” tegasnya.
Peresmian Gapura Hayati
sendiri ditandai dengan pembukaan kain selubung disertai pemberian cenderamata
oleh Duta Selamatkan Yaki Kota Bitung, Dra Ny. Khouni Lomban-Rawung, M.Si,
Kepada Walikota Bitung MJL dan Ketua IKSAT Kota Bitung, Drs Mochtar Parapaga. manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar