Selat Lembeh tak ubahnya 'tempat pembuangan akhir (TPA)' sampah. Perairan ini dipenuhi sampah organik dan anorganik.
Menurut
sejumlah petugas pengangkut sampah, hampir setiap hari mereka melihat sampah di
perairan. "Sampah tak akan pernah habis di laut kalau masyarakat belum
sadar
membuang sampah pada tempatnya," kata Handri Darise (40), satu di antara awak perahu pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan Kota Bitung, Minggu (19/6).
membuang sampah pada tempatnya," kata Handri Darise (40), satu di antara awak perahu pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan Kota Bitung, Minggu (19/6).
Kata
dia, selain sampah yang dibuang masyarakat ke saluran air dan hanyut ke laut,
ada juga sampah yang dibuang dari kapal langsung ke perairan.
"Kami
berang dengan perbuatan mereka sehingga sering tegur," ujar dia.
Tiga
kru Garbage Boat 02, perahu pengangkut sampah, sejak pukul 08.00 Wita hingga
14.00 melakukan penyisiran di resor pulau Lembeh untuk mengangkut sampah yang
dihasilkan. "Ada delapan resor dan tiga dok kapal dilayani setiap hari
oleh perahu pengangkut sampah. Paling mendominasi sisa-sisa makanan dan sampah
yang hanyut di laut hinggap di resor," kata petugas.
Selain
mengangkut sampah di resor, mereka berkewajiban angkat sampah di laut.
"Kalau hanya biarkan tidak angkat kami kena marah. Sehingga takkan kami
biarkan adanya sampah di laut," kata dia.
Mengenai
upah, Jemmy petugas angkut sampah di laut lainnya, mengaku masih bisa memenuhi
kebutuhan keluarga. Meski hanya berstatus honorer para petugas ini dikenakan
sistem upah mingguan.
"Rp
429 ribu per minggu cukup penuhi kebutuhan keluarga dan ongkos sekolah
anak," kata Jemmy. Secara keseluruhan kerja mereka sama seperti petugas
sampah di darat bedanya mereka di laut.
"Setiap
melaksanaan tugas dilengkapi dengan alat keselamatan seperti sepatu kaus tangan
dan baju pelampung," katanya.
Merianti
Dumbela, Kadis Kebersihan Kota Bitung, mengatakan untuk menjaga kebersihan laut
pihaknya mengerahkan empat unit perahu pengangkut sampah.
"Tiga
unit perahu 40 PK dan satu unit 15 PK, diawaki oleh empat orang untuk perahu
besar dan tiga orang perahu kecil," tutur Dumbela. Adapun waktu kerja
mereka mulai Senin sampai Sabtu. "Tiga
perahu angkut sampah di seluruh resor yang ada di Lembeh dan dok atau galangan
serta satu unit melakukan mobile menyitari selat Lembeh," kata dia. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar