Felicia
Sasela, bocah berusia 5 tahun yang diduga mengidap penyakit Hidrosefalus
terbaring lemah di Ruang ICU Rumah Sakit Budi Mulya Bitung, Jumat (30/12).
Kondisinya
sungguh mengibakan hati. Kepalanya
sangat besar, hampir sebesar bola dalam olahraga Sepakbola.
Sebaliknya,
badannya kurus kering. Lengannya
sangat kecil seolah tak punya daging.
Pembesaran
kepala membuat matanya yang bulat membesar, hampir tak pernah berkedip serta
wajahnya tegang. Benjolan
pada bagian atas kepala nampak mulai mengempis, hingga kepala itu terlihat
berbentuk buah hati, dan itu menimbulkan rasa sakit pada anak malang itu.
Penuturan
sang oma Maria Smith yang kala itu tengah menjaga si anak, Felisia saat itu
sementara kesakitan. Hal
itu nampak dari bibirnya yang agak membuka. Namun
sang cucu tak mengerang kesakitan akibat pengaruh kepalanya itu.
"Ia
kesakitan namun suara tak keluar dari mulutnya, ia tak bisa bicara, kalau mau
sesuatu hanya pakai bahasa isyarat," ujar dia. Keadaaan
Felicia yang mengibakan itu, masih ditambah lagi kisah sedih keluarganya yang
miskin.
Dikatakan
Oma, ayah Felicia Son Sasela dan ibunya Aditia Paramita tergolong keluarga tak
mampu. Son
membuka bengkel kecil di rumah kediamannya di Aertembaga, sedang sang istri
hanya ibu runah tangga."Bengkel
itu kadang ada "pasien" kadang tidak," kata dia. Karena
kemiskinan itu, lanjut dia, Felicia tidak mendapat pengobatan yang baik meski
keluarga selalu berupaya mengobatinya.
Disebutnya,
Felicia pernah dibawa ke tukang berobat makatana. "Kami
bawa di Lembeh dan Madidir, namun ternyata tak sembuh," kata dia. Akhirnya
keluarga memutuskan membawa Felicia ke dokter.
Sang
dokter memberi rujukan ke seorang dokter di Manado. "Dengan
uang pas pasan kami naik angkot ke Manado, ternyata dokternya pindah ke
Malalayang, kami tak meneruskan perjalanan karena habis uang," ujar dia.
Dituturkannya,
karena tak punya uang keluarga sering memberikan obat yang dijual di warung
untuk meredakan sakit Felicia. Beberapa
hari sebelum dibawa ke rumah sakit, Felicia sempat diberi obat antasida yang
dibeli di warung.
"Dia
sakit perut kami kasih obat itu, biasanya sembuh namun kali ini tidak, ia malah
muntah - muntah," ujar dia. Ungkap
dia, Felicia nyaris gagal masuk rumah sakit gara - gara BPJS nya belun dibayar. Ia
menggunakan BPJS pribadi.
"Kami
berdoa dan akhirnya Tuhan menolong, sejumlah warga patungan membayar uang denda
sebesar 1 juta, salah satunya istri anggota dewan Bitung Viktor Tatanude,"
ujar dia.
Dibebernya,
tanda tanda Felicia menderita penyakit itu sudah nampak sejak ia lahir. Tak
seperti biasanya anak lahir selalu menangis, Felicia lahir dalam keadaan diam. Empat
bulan kemudian, benjolan mulai nampak di dahinya. "Lama
kelamaan benjolan membesar," kata dia. Disebutnya,
Felicia pernah dibawa ke RS Budi Mulya pada Februari 2015.
Dia
menjalani perawatan selama seminggu. "Waktu
itu ia kejang kejang setelah dirawat kejang kejangnya hilang kami memutuskan
tidak melanjutkan perawatan karena keterbatasan biaya," ujar dia. Maria
berharap, Felicia bisa sembuh total dalam perawaran kali ini. Ia
berharap ada bantuan dari pemerintah. "Siapa tahu ada
yang bisa bantu, kami tak bisa balas, tapi Tuhan Yesus akan membalas,"
ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar