Terpukulnya sektor perikanan di Kota Bitung berimbas pada
lesunya perdagangan. Sejumlah pedagang mengaku omzet berkurang hingga 60
persen.
Ko Laurens, pedagang kain di Pusat Kota Bitung
mengatakan, tokonya tak seramai dulu.
Pembeli saat ini hanya bisa dihitung dengan jari.
"Dulunya bisa puluhan," ujar dia, Minggu
(15/1).
Laurens menduga hal itu sebagai imbas pemutusan hubungan
kerja (PHK) besar-besaran di sejumlah perusahaan ikan.
Ia menduga demikian karena kebanyakan pelanggannya kelas
menengah yang bekerja di pabrik.
"Saya ingat dulu karyawan sebuah perusahaan ikan,
kalau terima gaji selalu ramai datang kemari," ujar dia. Ko Hengky, satu
pedagang barang rumah tangga juga mengeluhkan hal yang sama. "Pengurangan
pelanggan mencapai 60 persen," ujar dia.
Disebutnya, penurunan pelanggan terjadi sejak tahun lalu.
Di masa Natal dimana transaksi meningkat, ia tak menangguk untung besar.
"Untung hanya menipis saja," ujar dia.
Jika kondisi tak berubah, ia memprediksi, usahanya bakal
berakhir. Dia pun sudah ancang-ancang melakukan pengurangan karyawan.
"Sedih juga karena beberapa karyawan sudah bekerja
selama bertahun dan sangat setia," ujar dia. Reynaldi satu anggota Sat Pol
PP juga merasakan penurunan itu.
Sebutnya, pusat kota kini lebih sepi. "Lihat saja
trotoar ini," katanya sambil menunjuk trotoar.
Karena hal itu, kata dia, para anggota lebih santai.
Bakti lebih banyak dihabiskan untuk ngobrol dan merokok.
Ketua Dewan Bitung, Laurensius Supit, mendesak pemerintah
segera mencari solusi atas masalah perikanan di Bitung. "Harus ada
solusinya," beber dia.
Menurut Supit, perekonomian Bitung amat bergantung pada
sektor perikanan. Kegagalan mencari solusi akan menghancurkan ekonomi Kota
Bitung. "Saat ini saja sebagian besar
industri perikanan di Bitung sudah bangkrut, ribuan
karyawan di PHK dan dirumahkan, hitung saja berapa warga yang tidak ada
penghasilan, belum lagi pedagang, tukang ojek yang terkait langsung dengan
itu," ujar dia.
Data Disnaker Bitung, sekitar 20 ribu pekerja sektor
perikanan kehilangan pekerjaan.
Mereka di-PHK atau dirumahkan. Dari puluhan perusahaan
ikan, hanya empat saja yang masih beroperasi.
Itupun sudah megap. Sejumlah perusahaan sudah meminta
penangguhan UMP di awal tahun 2017.
Wali Kota Bitung, Max Lomban, mencanangkan tahun 2017
sebagai tahun penyelamatan sektor perikanan. Sejumlah upaya telah ia rancang.
Akhir Januari ini, ia berencana mendatangkan Menko
Maritim Luhut Panjaitan untuk meninjau sektor perikanan di Bitung. "Saya
sudah sampaikan pada beliau," ujar dia.
Lomban juga sudah menemui Jokowi.
Ia meminta Jokowi datang ke Bitung.
"Pak Presiden menyanggupi, hanya waktunya kita masih
tunggu," ujar dia.
Menurut Lomban, satu cara menyelamatkan perikanan di
Bitung adalah lewat lobi ke pusat. *
STORY HIGHILIGTHS
* Diduga hal itu sebagai imbas pemutusan hubungan kerja
besar-besaran di sejumlah perusahaan ikan
* Penurunan pelanggan terjadi sejak tahun lalu. Di masa
Natal dimana transaksi meningkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar