Minggu, 05 Juni 2016

Pdt Dr HWB Sumakul: Tidak Ada GMIM 1934 atau GMIM 2016

BITUNG - "Dalam Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI GMIM) tidak ada istilah kelompok-kelompok GMIM 1934 dan GMIM 2016. Tidak ada logo yang diganti kalau ada yang melakukan itu dia adalah perusak".

Demikian penegasan Ketua BPMS Pdt Dr HWB Sumakul saat berkhotbah pada ibadah Konven Misi dalam rangka HUT Pekabaran Injil (PI) dan Pendidikan Kristen (PK) di tanah Minahasa ke 185.


Sumakul memberi penegasan tentang hal tersebut dihadapan ribuan pelayan khusus, penatua, syamas, guru agama dan pendata menyikapi riak-riak yang terdengar usai pelaksanaan SMIS di Tondano.

"Mereka yang tidak hadir didalam ruangan sidang jangan berkata sembarangan," tuturnya di lokasi Ibadah di Christian Development Center (CDC) Kelurahan Kadoodan, Rabu (1/6).

Dalam khotnyanya yang diambil dari pembacaan Alkitab 2 Timotius 4:1-4 Pdt Sumakul menjelaskan sudah 185 tahun kedatangan Reidel dan Schwarz mewartakan injil di tanah Minahasa, saat datang melalui berbagai daerah.

Mereka mereka pioner utama perintis utama penginjilan besar-besar meski sebelumnya ada yang lebih dulu dari mereka.

"Penginjilan di waktu itu Top Down, dimana tonaas-tonaasnya dulu di tobatkan oleh Kristus baru diikuti oleh jemaatnya dibawahnya. Ratusan tahun menerima Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat didalamnya ada gereja terbesar yaitu GMIM," tuturnya.

Pdt Sumakul meminta kepada seluruh pelayan khusus, penatua, syamas, guru agama dan para pendeta agar rendah hati dan berdasarkan firman Tuhan dalam membesarkan nama Tuhan dan gereja.

Dia tak menampik bahwa dalam pelayanan ada juga pergumulan yang terjadi sehingga firman Tuhan menjadi dasar dalam kehidupan untuk mengoreksi dan menuntun umatnya.

"Orang benar karena Tuhan dan karena Firma Tuhan jadi dasar bagi kita saat menikmati berkat Tuhan harus memberitakan firman itu dengan jelas dihadapan banyak orang dan dengan sekuat-kuatnya. GMIM harus belajar dari Kristus yang adalah Doulos dari bahasa Yunani yang artinya Hamba, melayani dengan rendah hati," pintanya.

Dalam ibadah Konven dihadiri oleh Sekum BPMS GMIM Pdt Hendry Runtuwene STh MSi, Bendahara BPMS GMIM Syamas Recky Montong SH, jajaran BPMS, ketua umum panitia pelaksanan Max Lomban, ketua harian Maurits Mantiri, Joppy Lengkong wabup Minut, staf ahli Gubernur Bidang kuangan dan ekonomi Rudy Roring SE, ribuan pelsus, guru agama dan para pendeta yang tersebar di 939 Jemaat di 111 wilayah GMIM di tujuh Kabupaten Kota.

"Kami meminta dukungan dari seluruh pelsus, guru agama dan para pendeta di 111 wilayah pelayanan GMIM untuk bantu menopang kelanjutan pembangunan CDC dan patung Yesus Memberkati di pulau Lembeh yang sudah 90an persen hampir selesai pengerjaannya," kata Wali kota Bitung Max Lomban yang juga ketua umum panitia.

Sementara itu Maurits Mantiri wakil walikota Bitung selaku ketua harian panitia mengatakan lahan tempat didirkannya CDC di Kelurahan Kadoodan merupakan hibah di tahun 1996 dari mantan walikota Bitung Hanny Sondakh kepada GMIM.

"Ini sudah menjadi aset GMIM dan jadi tanggung jawab warga GMIM akan menjadi canter pengembangan potensi warga gereja dan pelatihan seluruh warga GMIM di tujuh kabupaten kota serta jadi land mark kota," jelas Mantiri. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar