BITUNG - "Dalam Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI
GMIM) tidak ada istilah kelompok-kelompok GMIM 1934 dan GMIM 2016. Tidak ada
logo yang diganti kalau ada yang melakukan itu dia adalah perusak".
Demikian penegasan Ketua BPMS Pdt Dr HWB Sumakul saat
berkhotbah pada ibadah Konven Misi dalam rangka HUT Pekabaran Injil (PI) dan
Pendidikan Kristen (PK) di tanah Minahasa ke 185.
Sumakul memberi penegasan tentang hal tersebut dihadapan
ribuan pelayan khusus, penatua, syamas, guru agama dan pendata menyikapi
riak-riak yang terdengar usai pelaksanaan SMIS di Tondano.
"Mereka yang tidak hadir didalam ruangan sidang jangan
berkata sembarangan," tuturnya di lokasi Ibadah di Christian Development
Center (CDC) Kelurahan Kadoodan, Rabu (1/6).
Dalam khotnyanya yang diambil dari pembacaan Alkitab 2
Timotius 4:1-4 Pdt Sumakul menjelaskan sudah 185 tahun kedatangan Reidel dan
Schwarz mewartakan injil di tanah Minahasa, saat datang melalui berbagai
daerah.
Mereka mereka pioner utama perintis utama penginjilan
besar-besar meski sebelumnya ada yang lebih dulu dari mereka.
"Penginjilan di waktu itu Top Down, dimana
tonaas-tonaasnya dulu di tobatkan oleh Kristus baru diikuti oleh jemaatnya
dibawahnya. Ratusan tahun menerima Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat
didalamnya ada gereja terbesar yaitu GMIM," tuturnya.
Pdt Sumakul meminta kepada seluruh pelayan khusus, penatua,
syamas, guru agama dan para pendeta agar rendah hati dan berdasarkan firman
Tuhan dalam membesarkan nama Tuhan dan gereja.
Dia tak menampik bahwa dalam pelayanan ada juga pergumulan
yang terjadi sehingga firman Tuhan menjadi dasar dalam kehidupan untuk
mengoreksi dan menuntun umatnya.
"Orang benar karena Tuhan dan karena Firma Tuhan jadi
dasar bagi kita saat menikmati berkat Tuhan harus memberitakan firman itu
dengan jelas dihadapan banyak orang dan dengan sekuat-kuatnya. GMIM harus
belajar dari Kristus yang adalah Doulos dari bahasa Yunani yang artinya Hamba,
melayani dengan rendah hati," pintanya.
Dalam ibadah Konven dihadiri oleh Sekum BPMS GMIM Pdt Hendry
Runtuwene STh MSi, Bendahara BPMS GMIM Syamas Recky Montong SH, jajaran BPMS,
ketua umum panitia pelaksanan Max Lomban, ketua harian Maurits Mantiri, Joppy
Lengkong wabup Minut, staf ahli Gubernur Bidang kuangan dan ekonomi Rudy Roring
SE, ribuan pelsus, guru agama dan para pendeta yang tersebar di 939 Jemaat di
111 wilayah GMIM di tujuh Kabupaten Kota.
"Kami meminta dukungan dari seluruh pelsus, guru agama
dan para pendeta di 111 wilayah pelayanan GMIM untuk bantu menopang kelanjutan
pembangunan CDC dan patung Yesus Memberkati di pulau Lembeh yang sudah 90an
persen hampir selesai pengerjaannya," kata Wali kota Bitung Max Lomban
yang juga ketua umum panitia.
Sementara itu Maurits Mantiri wakil walikota Bitung selaku
ketua harian panitia mengatakan lahan tempat didirkannya CDC di Kelurahan
Kadoodan merupakan hibah di tahun 1996 dari mantan walikota Bitung Hanny
Sondakh kepada GMIM.
"Ini sudah menjadi aset GMIM dan jadi tanggung jawab
warga GMIM akan menjadi canter pengembangan potensi warga gereja dan pelatihan
seluruh warga GMIM di tujuh kabupaten kota serta jadi land mark kota,"
jelas Mantiri. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar