Keramaian dan kebersamaan terlihat di sejumlah Kelurahan
di Kota Bitung dalam merayakan hari raya Ketupat atau seminggu pasca Lebaran.
Warga dari dalam luar kota Bitung berbondong-bondong
mendatangi kelurahan Kekenturan I, II, perumahan Yuka Winenet, Girian Bawah dan
lainnya untuk bersilahturahmi ke rumah warga muslim yang merayakan hari raya
ketupat.
Halaman rumah warga penuh sesak dengan kendaraan roda dua
dan empat milik warga yang datang bersilahturahmi kepada warga muslim yang
merayakan hari raya ketupat, plus musik dari berbagai ganre terdengar hampir
disetiap rumah warga.
"Sudah dari tahun ke tahun saya dan teman yang non
muslim datang pesiar lebaran ketupat di rumah teman yang muslim," ujar
Berendina warga Kecamatan Girian saat mendangi rumah rekannya di Kakenturan,
Rabu (13/6).
Menurutnya pesiar saat hari raya ketupat sudah tradisi
dan dilakukan sejak masuk duduk di bangku kuliah. Selain pesiar lebaran momen
ini adalah yang dinanti dan ditunggu untuk mempererat tali persaudaraan dan
kerukunan antar sesama.
"Yang dicari dari pesiar lebaran ketupat ini adalah
makanan khas yaitu ketupat yang sedap dinikmati bersama menu masakan
lainnya," tukas alumnus fakultas Psikologi Universitas Negeri Manado di
Tandano ini.
Momen hari raya Ketupat sendiri oleh pemerintah Kota
Bitung menghadiri gebyar ketupat dirangkaikan dengan deklarasi damai di
Kelurahan Kakenturan I Kecamatan Maesa, dengan mengambil tema "Damai Mulai
dari Pa Torang" diawali dengan doa bersama untuk kerukunan dan kedamaian
di kota Bitung oleh para tokoh Agama dan penandatangan serta pesan damai di
Baliho Deklarasi.
"Saya atas nama wali kota Bitung Bapak Max Lomban
dan wakil wali kota bapak Maurits Mantiri mengapresiasi pelaksanaan kegiatan
gebeyar ketupat dan deklarasi ini yang penuh dengan makna religi dan juga
terkandung nilai positif didalamnya yakni mengajak para pemuda remaja untuk
menumbuhkan rasa cinta damai dengan menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan
saling menghormati antara agama yang satu dan yang lain," tutur Andalangi.
Pihaknya salut kepada para pemuda remaja setempat yang
mampu memberikan terobosan positif mengajak semua masyarakat untuk cinta damai,
sehingga memberikan teladan yang patut dicontohi pemuda remaja lainnya. Bersama
dengan plt asissten I Hermanus Bawuwoh dan para pejabat teras lainnya,
Andalangi mengatakan sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk terus menjaga
dan memelihara perdamaian yang selama ini terjaga di kota Bitung.
"Masyrakat jangan mudah terprovokasi dengan oknum
tertentu yang bertujuan meecahbelah bahkan mengancam keutuhan persatuan di Kota
Bitung," tandasnya. Terpisah Tokoh Agama Kakenturan I Mochtar Ishak
mengatakan pergelaran kegiatan Hari Raya Ketupat ini telah menjadi agenda
tahunan yang diperingati tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri yang
melibatkan semua unsur masyarakat. "Bukan hanya dari yang beragam muslim
saja tapi juga melibatkan warga non muslim. Ini wujud kerukunan dan kebersamaan
seperti ini memang sudah terpelihara sejak lama disini," ujar Ishak.
Pihaknya juga dengan keras mengecam isu provokatif oknum
tertentu yang sempat beredar di tengah masyarakat. Ishak meminta masyarakat
untuk tidak mudah percaya menghadapi isu itu. "Koordinasi dengan pihak
terkait baik itu BKSUA, FKDM dan bahkan ke pihak kepoloisian kalau masyarakat
mendengar seperti itu dan harus diberi pemahaman untuk tidak mengambil tindakan
melainkan harus berkoordinasi akan kebenaran isu tersebut," tukasnya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar