BITUNG - Perombakan
menteri pada kabinet Jokowi kemarin, ternyata bakalan memberikan angin segar
bagi para tenaga honor, khususnya para guru honor. Pasalnya, Muhadjar Effendi
yang baru saja dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam
keterangannya di Istana Negara, memberikan penekanan bahwa pihaknya akan
memprioritaskan pengangkatan tenaga honor dan mengembalikan anak-anak usia
sekolah putus sekolah untuk bersekolah.
Contoh kasus yang ditemui di Kota Bitung saja, SD GMIM 1
Aertembaga sebagai sampel, guru honor Roslien Pongoh ternyata sudah 14 tahun
mengajar. Begitupun dengan Irene Sakaw yang sudah 10 tahun mengajar. Kepsek SD
GMIM 1 Aertembaga, Jeane Wenas, saat dikonfirmasi mengakui pembayaran honor Rp.1
juta/bulan tidak mencukupi kebutuhan keluarga, apalagi untuk peningkatan
kompetensi yang bersangkutan.
Sampel lainnya adalah SDN Inpres 6/80 Wangurer, yang memiliki 4
tenaga honor. Sayangnya, Seska Kumaat selaku guru honor selama 13 tahun
belakangan, hanya dihargai sebesar Rp 1,6 juta/bulan. Hal mana diakui oleh
Kepseknya, Adelifde Mongi.
Kondisi yang sama juga masih berlangsung pada tingkat sekolah
menengah pertama. Sebagai sekolah rujukan yang mendapat juara I pengelolaan
dana BOS tingkat Sulawesi Utara, SMPN 1 Bitung mempunyai 7 tenaga honorer.
Sayangnya, Kepala SMPN 1 Bitung Rextuti Ramoh, dalam keterangannya kepada
wartawan, menjelaskan masing-masing tenaga honor itu hanya dihargai
masing-masing Rp.1,5 juta/bulan.
Penyakit yang sama juga berlangsung pada pendidikan tingkat atas.
SMA Kristen Tumou Tou Girian, masih memiliki 5 tenaga honor. Dimana Rendy
Malonda, merupakan pengajar dengan masa mengajar terlama yakni 8 tahun.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala SMA Kristen Tumou Tou Girian, Aneta Pogalin,
bahwa yang bersangkutan dihargai sesuai jumlah jam mengajar dalam sebuah kelas.
Saat dikonfirmasi wartawan terkait kondisi ini, Kamis (28/7),
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung, Ferdinand
Tangkudung,SPI,MSI, mengatakan kesejahteraan guru honor sangat bervariasi pada
masing-masing sekolah, baik negeri maupun swasta. Dimana, nominalnya
disesuaikan dengan kemampuan dana BOS sekolah dimaksud.
Menurutnya, Pemkot Bitung sedang melakukan perhitungan penambahan
insentif secara bertahap honorer dari tingkat TK, SD sampai Sekolah Menengah,
agar diakomodir lewat APBD. Lebih jauh Tangkudung memintakan 1126 guru
honor se-kota Bitung dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini, TK, SD, SMP,
SMA/SMK sederajat bisa dijangkau oleh Mendikbud baru, karena 5 tahun moratorium
CPNS termasuk kebutuhan guru PNS, tidak terisi. ”Padahal banyak guru yang telah
menjalani masa pensiun, mutasi dan meninggal,” pungkasnya. manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar