Jumat, 29 Juli 2016

Mendikbud Baru, Harapan Baru Guru Honor Bitung



BITUNG - Perombakan menteri pada kabinet Jokowi kemarin, ternyata bakalan memberikan angin segar bagi para tenaga honor, khususnya para guru honor. Pasalnya, Muhadjar Effendi yang baru saja dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam keterangannya di Istana Negara, memberikan penekanan bahwa pihaknya akan memprioritaskan pengangkatan tenaga honor dan mengembalikan anak-anak usia sekolah putus sekolah untuk bersekolah.


Contoh kasus yang ditemui di Kota Bitung saja, SD GMIM 1 Aertembaga sebagai sampel, guru honor Roslien Pongoh ternyata sudah 14 tahun mengajar. Begitupun dengan Irene Sakaw yang sudah 10 tahun mengajar. Kepsek SD GMIM 1 Aertembaga, Jeane Wenas, saat dikonfirmasi mengakui pembayaran honor Rp.1 juta/bulan tidak mencukupi kebutuhan keluarga, apalagi untuk peningkatan kompetensi yang bersangkutan.

Sampel lainnya adalah SDN Inpres 6/80 Wangurer, yang memiliki 4 tenaga honor. Sayangnya, Seska Kumaat selaku guru honor selama 13 tahun belakangan, hanya dihargai sebesar Rp 1,6 juta/bulan. Hal mana diakui oleh Kepseknya, Adelifde Mongi.

Kondisi yang sama juga masih berlangsung pada tingkat sekolah menengah pertama. Sebagai sekolah rujukan yang mendapat juara I pengelolaan dana BOS tingkat Sulawesi Utara, SMPN 1 Bitung mempunyai 7 tenaga honorer. Sayangnya, Kepala SMPN 1 Bitung Rextuti Ramoh, dalam keterangannya kepada wartawan, menjelaskan masing-masing tenaga honor itu hanya dihargai masing-masing Rp.1,5 juta/bulan.

Penyakit yang sama juga berlangsung pada pendidikan tingkat atas. SMA Kristen Tumou Tou Girian, masih memiliki 5 tenaga honor. Dimana Rendy Malonda, merupakan pengajar dengan masa mengajar terlama yakni 8 tahun. Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala SMA Kristen Tumou Tou Girian, Aneta Pogalin, bahwa yang bersangkutan dihargai sesuai jumlah jam mengajar dalam sebuah kelas.

Saat dikonfirmasi wartawan terkait kondisi ini, Kamis (28/7), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung, Ferdinand Tangkudung,SPI,MSI, mengatakan kesejahteraan guru honor sangat bervariasi pada masing-masing sekolah, baik negeri maupun swasta. Dimana, nominalnya disesuaikan dengan kemampuan dana BOS sekolah dimaksud.

Menurutnya, Pemkot Bitung sedang melakukan perhitungan penambahan insentif secara bertahap honorer dari tingkat TK, SD sampai Sekolah Menengah, agar diakomodir lewat APBD.  Lebih jauh Tangkudung memintakan 1126 guru honor se-kota Bitung dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini, TK, SD, SMP, SMA/SMK sederajat bisa dijangkau oleh Mendikbud baru, karena 5 tahun moratorium CPNS termasuk kebutuhan guru PNS, tidak terisi. ”Padahal banyak guru yang telah menjalani masa pensiun, mutasi dan meninggal,” pungkasnya. manadoexpress.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar