BITUNG - Di
Minahasa Raya, daging tikus hutan sangat populer. Diperkirakan, ratusan ribu
warga yang tersebar di Minahasa Raya, adalah penikmat berat daging tikus hutan.
Karena banyaknya permintaan sehingga harga tikus hutan mencapai Rp50 ribu per
ekor.
Namun,
siapa sangka jika banyaknya penikmat daging tikus hutan dimanfaatkan
orang-orang tak bertanggungjawab. Tikus hutan diganti dengan tikus yang
berkeliaran di pasar, untuk dijual kepada warga. Kasus menjijikkan ini terkuak
secara tidak sengaja. Komplotan yang mengaku berasal dari Tompaso baru Minahasa
Selatan, terjaring operasi di Kota Bitung saat akan membawa ratusan ekor tikus
rumah ke pasar tujuan mereka, Rabu (13/7) dini hari.
Komplotan
dsaging tikus rumah pun tak berkutik. Mereka diamankan untuk dimintai keterangan.
"Betul, tapi kami tidak sengaja mengamankan mereka. Waktu itu kami sedang
patroli rutin dalam rangka cipta kondisi," ucap Bripka Arnold Moningka,
Komandan Tim Tarsius, Polres Bitung.
Saat
itu kata dia, pihaknya tengah berpatroli di Kompleks Pasar Cita, Pusat Kota
Bitung. Secara tak sengaja mereka mendapati seorang anggota komplotan yang
membawa jubi, senjata tajam tradisional hasil rakitan sendiri. Tim kemudian
mengamankan anggota orang tersebut.
Setelah
digiring ke Mapolres Bitung untuk diinterogasi, ternyata keberadaan jubi tidak
bermasalah. Komplotan mengaku mereka membawa itu untuk menembak tikus rumah.
"Dan memang benar, di dalam mobil yang mereka bawah ada ratusan ekor tikus
rumah. Jadi karena bukan masalah berarti, terpaksa mereka kita lepas," terang
Moningka.
Terungkapnya
penjualan tikus rumah hasil buruan, datang dari pengakuan anggota komplotan.
Menurut mereka, praktek tersebut sudah dilakoni sekitar dua tahun terakhir.
"Hasil tangkapan kita jual di pasar-pasar di Manado, Tomohon, Kawangkoan dan
daerah lain," ujar JM alias Jan, salah seorang anggota komplotan.
Aksi
seperti itu, lanjut dia, memberi keuntungan yang cukup besar bagi mereka.
Contohnya untuk tangkapan dengan jumlah 500 ekor, uang hasil penjualan bisa
mencapai Rp10 juta.
"Dan
bukan cuma di Bitung tempat kami mencari tikus. Ada juga di daerah-daerah lain.
Biasanya kita beraksi satu minggu satu kali," katanya seraya menyebut
wilayah favorit berburu di Bitung, yakni Pasar Cita dan Kompleks Kanopi.
Menariknya,
ungkap Jan, untuk pengucapan syukur di Minahasa Selatan baru-baru ini, pihaknya
turut berperan memasok ratusan tikus rumah. Mereka memperolehnya dari beberapa
wilayah di Sulut, salah satunya di Bitung. "Waktu itu tangkapan kita
memang banyak," cetusnya.
Sementara
itu, untuk kepentingan kesehatan tikus hasil tangkapan Jan Cs telah dikuburkan
Tim Tarsius. Lebih dari 250 ekor tikus itu dikubur di sebuah lokasi di
Kecamatan Matuari. Lokasi tersebut dipilih karena jauh dari pemukiman penduduk. mediasulut.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar