Sebuah
rumah terbuat dari kayu dan bambu terapung diatas permukaan laut,
terombang-ambing diterpa ombak, teriup angin membuatnya bergerak kesana dan
kemari.
Rumah
tersebut ternyata rumah apung ekowisata bahari Kareko yang dikelola Dinas
kelautan dan perikanan lewat
kerjasama dengan Coastal Community Development
Project (CCDP)dan Indonesia Focus Advisory (IFAD), salah satu lembaga dari
Jepang.
"Tepat
di bawah rumah apung ini sekitar tujuh sampai 10 meter terdapat transplantasi
coral terbuat dari besi dan semen berbentuk segitiga seperti atap rumah. Di
bawahnya bisa dilalui dengan cara menyelam, berbentuk seperti piramida terlihat
indah saat kita mendekat di tempat karang dicangkokkan," ujar Richard Nini
(53) penjaga rumah apung kepada tim Edisi Minggu Tribun Manado.
LEMBEH
Terletak
di Kelurahan Kareko Kecamatan Lembeh Utara, rumah apung bisa ditempuh
menggunakan jalur laut 50 meter dari Pekuburan umum di Kelurahan Kareko, atau
25 menit dari pelabuhan Perikanan Samudera Aertembaga menggunakan perahu.
"Ada
dua spot tranplantasi seperti itu, pertama tepat dibawah rumah apung dan lokasi
kedua sekitar lima meter dibuat pada bulan April 2016 dan bulan November
2014," jelasnya.
Spot
karang cangkok yang berbentuk seperti atap rumah ini sudah pernah dikunjungi
wisatawan dalam dan luar negeri.
"Dari
Roma Italia dan Bali pernah menyelam kedalam untuk melihat lokasi itu sekaligus
melakukan penelitian tranplantasi coral," tambahnya.
Tak
hanya itu saja lokasi rumah apung sendiri oleh pemerintah kota dan Kementrian
KKP sering menginap selama sehari untuk memantau perkembangan transplantasi.
Kata
Richard selain keindahan yang terletak di bawah laut dari tempat ini juga kita
bisa melihat pemandangan langit yang indah di waktu malam.
"Kalau
malam bisa memancing cumi atau suntung untuk dikonsumsi sendiri,"
tukasnya.
Tak
jauh dari rumah apung yang memiliki tranplantasi coral berbentuk seperti atap
rumah bisa dilalui, terdapat dua dari 72 spot diving yaitu Nodi Falls dan Nodi
Reat-reat di Kelurahan Makawidey dan Tandurusa Kecamatan Lembeh.
Di
tempat ini wisatawan bisa menemukan karang indah membentang sepanjang hall.
"Di
lokasi tersebut kita dapat menjumpai biota laut seperti Pygmy seahorse atau
kuda laut kecil, many critter, beautifull wall dan lain," tutur Hence
Pangalila seorang yang pernah menyelam disitu.
Lokasi
tersebut menjadi favorit para penyelam yang menginap di resort-resort di kota
Bitung dan para penggemar menyelam yang ada di Sulawesi utara, untuk sekedar
fun diving hingga mengeksplore keindahan lokasi itu menggunakan camera dan
video bawah laut.
"Banyak
foto-foto dari para turis luar negeri objeknya biota laut di dua lokasi itu
diabadikan dalam video di sejumlah maskapai penerbangan," tukasnya. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar