BITUNG - Warga Tendeki, Kecamatan Matuari mengeluhkan kualitas jalan penghubung Tendeki ke Kelurahan Kumersot, Ranowulu Kota Bitung.
Keluhan warga muncul bukan tanpa sebab. Pengerjaan jalan yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Kota Bitung tahun 2015 ini diduga asal-asalan.
"Bagaimana kami tidak protes. Baru selesai proyeknya Rabu kemarin, belum sehari jalan sudah rusak. Ada beberapa titik yang aspalnya terkelupas atau lubang," jelas Chen Rumagit, warga Tendeki, kemarin.
Ia menyanyangkan hasil proyek miliaran rupiah ini hanya bisa dinikmati warga beberapa jam saja. Impian menikmati sarana publik berkualitas tinggal harapan.
Masyarakat setempat menduga, lapisan aspal yang digunakan tipis alias tak sesuai standar.
"Buat apa dibangun jalan tapi pemakaiannya tak lama. Ruas jalan yang sering kami lalui dengan motor dan mobil, beberapa waktu terakhir sudah sering dilalui dump truk berukuran besar," tukasnya.
Pantauan di lapangan, sejumlah dump truk warna hijau rutin melintas di jalan ini. Armada ini milik salah satu pejabat pemerintah Kota Bitung.
Allan Rawis, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Bitung tak menampik keluhan warga. Ia mengungkap, proyek dikerjakan kontraktor PT Eriko Grendinator.
Pagu anggaran Rp 3, 84 miliar. Informasi menyebutkan, perusahaan ini milik salah satu politisi Bitung.
Menurutnya, penyebab kerusakan karena belum lama diaspal, sudah dilalui kendaraan tonase besar seperti dump truk. Kendaraan berbadan besar ini sering lalu lalang menuju lokasi galian C.
"Harusnya setelah diaspal jalan yang biasa dilalui dump truk kecil tiba-tiba langsung dilalui dump truk besar. Jalan hot mix itu memiliki batas daya dukung sehingga tidak mampu menahan beban dari kendaraan berukuran besar," kata Allan. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar