Bitung, Ribuan Warga Negara Asing (WNA) tanpa identitas jelas
berkeliaran di Kota Bitung. Keberadaan mereka kerap meresahkan warga lantaran
sering terlibat tindak kriminal. Lemahnya data yang dikantongi pemerintah
dituding sebagai salah satu penyebab persoalan. Aparat yang bertanggungjawab
melakukan pengawasan dan tindakan hukum pun ikut disorot.
Sejumlah
masyarakat Kota Cakalang pun mendesak pemerintah melakukan pendataan dan
penertiban terhadap para warga asing yang kini banyak dijumpai di berbagai
daerah di wilayah Bitung.
“Mereka
sering berbuat tindakan kriminal. Usai melakukan tindakan melanggar hukum,
mereka lari dan tidak diketahui lagi keberadaannya. Kalau terdata kan
memudahkan untuk
mengontrol mereka. Kalau terbukti tanpa identitas jelas,
langsung ditangkap,” pinta sejumlah warga Kota Bitung.
Pemerintah
Kota (Pemkot) Bitung sendiri mengaku kebingungan untuk mengurus kehadiran WNA
Filipina di wilayahnya. Hal itu terungkap saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Bitung menggelar rapat dengar pendapat bersama instansi terkait
untuk mendata kembali WNA berkebangsaan Filipina yang ada di Kota Bitung.
Rapat dengar
pendapat ini dipimpin Ketua DPRD Kota Bitung, Lourensius Supit dan Wakil Ketua
DPRD Kota Bitung, Hengky Honandar. Dihadiri sejumlah anggota DPRD, Discapil,
Kesbang, Imigrasi, Camat dan Lurah.
"Warga
Filipina itu masuk secara ilegal ke Indonesia melalui Bitung. Mereka masuk
melalui jalur laut. Dari 4000 lebih warga Filipina yang masuk ke Bitung,
tercatat hanya tiga orang saja yang masuk secara legal. Ketiga warga Filipina
itu datang ke Sulawesi Utara dengan status Sosial Budaya atau kunjungan
keluarga. Itu yang tercatat pada tahun 2011, untuk tahun ini belum ada data,”
jelas Supit.
Secara
terpisah Kapolres Kota Bitung, AKBP Hary Sarwono mengatakan, tak semua orang
yang dicurigai itu merupakan warga negara Filipina. Sebagian dari mereka adalah
warga Indonesia yang tinggal di kepulauan Utara Sulawesi.
"Sesuai
pendataan sementara, tidak semua dari mereka merupakan warga Filipina. Ada yang
warga kepulauan Sangir yang tinggal di Filipina dan kembali lagi ke Indonesia,”
jelasnya.
"Kami
tetap akan memantau jika ada warga Filipina yang menyusup tanpa identitas. Saya
sudah memerintahkan intelijen juga untuk menggali informasi," tambah
Sarwono.manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar