Kamis, 05 Mei 2016

Deputi Kemenko Maritim dan Sumberdaya Lihat Langsung Dampak Moratorium di Bitung



Dampak moratorium Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dialami pelaku usaha dan pekerja di sektor perikanan Bitung kembali mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

Sebelumnya wakil Presiden Jusuf Kalla menyambangi dan menanyakan sejauh mana dampaknya serta memberikan
solusi.

Rabu (4/5) kemarin giliran Kemeko Maritim dan Sumberdaya melalui Deputi III Koordinasi dan Sumberdaya Infrastruktur Dr Ir Ridwan Djamaludin M.Sc menyambangi Kantor Kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Tangkap di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Kelurahan Aertembaga 1 Kecamatan Aertembaga, PT Sinar Pure Food Internasional, Terminal Petikemas Bitung (TPB) dan PT Delta Pasifiic Indotuna untuk mendengar langsung dampak dari moratorium.

"Mengenai moratorium belum ada wacanana untuk di cabut, hanya saja ada upaya dan jalan keluar terus dilakukan," ujar Ridwan saat diwawancarai di TPB, Rabu (4/5) kemarin.

Dijelaskannya pemerintah tetap akan berusaha untuk melakukan perbaikan dari dampak yang terjadi pasca moratorium, seperti karyawan yang di rumahkan dan pasokan bahan baku yang kurang untuk unit pengolahan ikan di Bitung.

"Hasil kunjungan saya ke Bitung akan disampaikan langsung ke ibu Menteri susi dan Kemenko Maritim untuk dicarikan jalan keluar. Karena para menteri sudah tau solusi jangka panjang, jangan hanya jangka pendek terus solusinya," kata dia.

Maurits Mantiri wakil wali kota Bitung dalam aduannya kepada Ridwan mengaku produk perikanan di Bitung terjadi kekeurangan bahan baku pasca kebijakan moratorium.

"Pelaku penangkap memang ada yang nakal, ada juga yang tidak. Nah kondisi ini oleh kementrian Kelautan dan perikanan (KKP) jangan pukul semua cari lah yang nakal ibarat mencari tikus di dalam rumah jangan bakar rumahnya," keluh Mantiri.

Kota Bitung pasca Moratorium menteri Kelautan dan Perikanan yang berlangsung lama berdampak pada merosotnya pertumbuhan ekonomi kota Bitung dan meningkatnya angka pengangguran akibat tidak beroperasinya beberapa perusahaan yang bergerak di Industri perikanan. Menurutnya kondisi perikanan yang terjadi di Bitung mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi karena masalah moratorium. Hal ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Pemerintah kota Bitung, yang terus bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk sama-sama mencari solusi dari masalah.

"Faktor lainnya meningkatnya angka kemiskinan di Sulut dikarenakan dua faktor, pertama masalah gagal panen (pangan) dan kedua adalah lumpuhnya sektor perikanan di Bitung, namun dirinya berterima kasih kepada pemerintah Provinsi Sulut dalam hal ini Gubernur Sulut yang terus memperjuangkan hal ini khususnya masalah perikanan di Bitung, sehingga beberapa waktu lalu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla telah datang ke Bitung untuk melihat langsung perkembangan industri perikanan yang relatif menurun," tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar