BITUNG-Eksekusi di lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Jumat (5/2),
sempat mendapat perlawanan warga Manembo-nembo Sagerat dan Tanjung Merah
(Masata). Warga membuat blokade untuk menghadang alat berta berupa eskavator
yang akan masuk ke lokasi pemukiman.
Barisan blokade warga yang terdiri
dari anak-anak usia sekolah dan orang tua memperdengarkan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Usai menyanyikan lagu kebengsaan dan lagu Nasional lainya,
Warga meneriakan penolakan bernada kekecewaan atas kebijakan Pemerintah Kota
Bitung.
Warga Masata Butuh Keadilan
“Kami minta keadilan..!!,” teriak
warga Masata. “Ini Rumah Kami….!!,” sambung warga lainnya.
Aksi pelemparan batu terhadap para
petugas eksekusi yang mengikuti komando dari Kadis Tata Ruang Pemkot
Bitung, Steven Tiwaidan, tak terhindarkan. Akibat aksi tersebut, empat anggota
Sat Pol-PP luka dibagian kepala.
“Kami berikan waktu lima menit untuk
mengosongkan rumah..!,” kata Tuwaidan lewat pengeras suara. Walau
sempat kecewa, akhirnya warga menyerah pada gabaungan petugas Satpol-PP
dibantu Aparat TNI dan Polri, yang meretakan rumah mereka. manadoline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar