Ketika
banyak orang bersuka ria dalam perayaan Kemerdekaan 17 Agustus, Haji Udin
Djanas justru harus menerima kenyataan pahit, ia menjadi korban pencurian.
Maling
leluasa mencuri diduga lantaran suasana sepi, ada rumah kosong di sebelah toko
yang mudah dibobol, CCTV dilumpuhkan pencuri dan brankas belum terbuat dari
baja.
Entah
untuk alasan apa, pencuri meninggalkan sebuah jam tangan dan uang tunai Rp 1
juta di dalam brankas yang sudah rusak.
Kuat
dugaan, pencuri masuk dengan cara melubangi dinding toilet yang tembus di
sebuah toko kosong, eks Toko Surabaya yang tepat bersebelahan dengan Toko
Cahaya Emas.
Ismail,
penjual nasi kuning di dekat toko emas, sehari-harinya bertegur sapa dengan
Haji Udin saat membuka toko. Dia melihat gelagat Haji Udin sangat berbeda kala
pagi itu membuka toko emas yang terletak di Kelurahan Bitung Timur.
"Tidak
biasa Pak Haji (Udin) setelah membuka toko lalu masuk ke dalam tapi kemudian
langsung keluar lagi. Raut wajahnya pucat putih tanpa sepatah kata pun langsung
berlalu pergi," ungkap Ismail.
Biasanya,
lanjutnya, Haji Udin membuka semua pintu dan mempersiapkan tokonya, tapi kali
ini beda. "Kami sempat tanya kenapa keluar lagi, apakah ada barang yang
tertinggal. Dia hanya berdiam," tambahnya.
Mia
(45), istri Haji Udin, menuturkan peristiwa pencurian
di tokonya baru diketahui saat suami membuka toko. "Ada ratusan perhiasan
emas berbagai model seperti cincin, kalung, anting, gelang dan lainnya yang
dicuri dari dalam brankas," jelas Mia dengan raut muka lesu.
Perempuan
berhijab ini mengungkapkan, selain kehilangan ratusan perhiasan emas, ada juga
uang yang tak diketahui persis berapa jumlahnya ikut raib. Uang itu hasil
penjualan pada Sabtu pekan lalu. Toko Cahaya Emas tutup sekitar pukul 21.00
Wita Sabtu pekan lalu.manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar