Jurang
terjal, hutan belantara dan jarak jauh menjadi tantangan pesert lomba lintas
alam oleh Kelompok Pencinta Alam (KPA) Tisan Bitung. Ratusan peserta dari
berbagai organisasi pencinta alam di sekolah maupun perguruan tinggi di Sulut
ikut meramaikan acara itu, Sabtu (8/8).
"Hasil
kegiatan juara satu Kaum Muda Pencinta Alam
(KMPA) Tunas Hijau, juara dua
Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unklab Airmadidi dan juara tiga Mapala
Payaga'an Fakultas Teknik Unsrat," tutur Ketua Panitia Pelaksana, Ronald
Mokalu didampingi Ketua KPA Tisan Bitung, Stenly Pusung, Minggu kemarin.
Pelaksanaan
lomba lintas alam digelar bersama dengan panitia pelaksana dalam rangka
menyambut HUT ke- 70 Proklamasi Kemerdekaan RI dan menggairahkan kembali
kecintaan terhadap alam dan lingkungan sekitar.
"Dengan
melintasi alam kita dapat melihat dan menyaksikan secara langsung, bagaimana
kondisi dan keadaan alam sekitar kalau terjaga dan selalu dipelihara oleh semua
bukan hanya pencinta alam," tegasnya. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan
kelompok pencita alam di Bitung, Manado, Minut dan sekitarnya. Acara dibuka
oleh Wakil Wali Kota Bitung, Max Lomban. Para peserta harus berjalan kaki
melalui rute yang disiapkan panitia di tempat lokasi start sampai garis finis.
Dalam
perjalanan tersebut para peserta akan dimasuk dalam enam pos terpisah.
Masing-masing pos peserta akan dicecar dengan pertanyaan seputar pengetahuan
tentang lingkungan, Kota Bitung dan mengenai kelompok pencinta alam .
"Setiap tim dihuni lima orang, membawa serta perlengkapan lintas alam dan
alat mendaki seperti nesting, tas keril (ransel), pakai sepatu tracking,
bendera merah putih, bendera kelompok, kompas, matras, korek api, tenda,
sleping bad, P3K, konfor, tali dan senter," tukasnya.
Pusung
menjelaskan, dalam perlombaan ini peserta berjuang untuk meraih nilai tertinggi
dari pantia. "Penilain sendiri untuk perorang dalam satu tim diberi nilai
10 sehingga kalau genpa lima orang nilai 50, kemudian nilai satu untuk
masing-masing perlengkapan jika lengkap tinggi nilainya dan nilai pertanyaan
lisan yang diberikan oleh panitia di masing-masing pos," kata Pusung.
Lomban
mengatakan jika pihaknya akan terus berusaha menghadang kerusakan lingkungan.
"Pembatasan area hijau akan dilakukan oleh pemerintah, karena saat ini
warga yang datang ke Bitung setiap tahunnya bertambah sampai dengan 5
persen," tutur Lomban.
Dalam
kajian pemerintah di tahun 2030 penduduk Bitung akan mencapai 1 juta penduduk.
"Angka ini sangat meresahkan kami, karena saat ini Bitung diibaratkan gula
dan dimana ada gula di situ ada semut. Area hijau atau hutan dan penyangga
hutan harus dijaga dari sekarang jika tidak maka Bitung akan rawan dengan
bencana," urainya.
sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar