Bitung – Dalam rangka menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di PKPI Bitung, menurut Wakil Ketua Bidang
Pengkaderan, DPK PKPI Bitung, Arifin Dunggio, meminta agar Dewan Pimpinan Nasional
(DPN) PKPI untuk segera turun ke Bitung.
Hal ini menurut Dunggio sangat
penting, terkait surat keputusan DPN PKPI, yang tak mengakomodir kader partai
dalam Pilkada.
”DPN PKPI wajib datang ke Bitung
untuk menjelaskan kepada para kader partai, alasan mengabaikan kader untuk
menjadi pasangan calon walikota dan walikota,” kata Dunggio.
Menurut politisi senior PKPI
tersebut, sebuah ironi partai pemenang Pemilu dan Pilkada selama 10 tahun
mengusung bukan kader untuk maju dalam Pilkada serentak, 9 Desember mendatang.
”Kemenangan PKPI dalam Pemilu dan
Pemilukada selama 10 tahun terakhir, penuh dengan linangan air mata dan darah
dari kader-kader terbaik PKPI,” kata Dunggio kecewa.
Dunggio mengatakan, justru
kader-kader terbaik PKPI seperti Santy Luntungan dan Max Lomban, dilamar partai
lain untuk bertarung dalam pilkada.
”Atas keputusan tanpa penjelasan
tersebut, saat ini PKPI terpecah-belah menjadi tiga, pertama, sebagian kader
mendukung pasangan Aryanti Baramuli – Santy Luntungan, kedua, kader yang
mendukung pasangan Max Lomban – Maurits Mantiri, dan yang ketiga, mendukung
pasangan Hengky Honandar – Fabian Kaloh,” kata Dunggio sedih.
Dunggio menambahkan perpecahan di
tubuh PKPI, tak perlu ditutup-tutupi, seperti pernyataan Sekretaris DPK PKPI
Bitung, yang menyatakan tak ada perpecahan di tubuh PKPI, akibat SK DPN PKPI
dalam penetapan pasangan calon walikota dan wakil walikota yang akan bertarung
dalam Pemilukada.
”Saya nyatakan kondisi PKPI Kota
Bitung dalam kondisi darurat, hingga DPN PKPI wajib melakukan konsolidasi ke
Bitung, agar kader partai tak tercerai-berai,” tandasnya. cybersulutnews.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar