Warga Masata Kelurahan
Tanjung Merah Kecamatan Matuari menilai pejabat Pemkot dalam memimpin hanya
bisa mengandalkan otot. Itu dibuktikan dengan ancaman pembongkaran paksa
terhadap ratusan bangunan warga Masata jika tak mengindahkan permintaan
pengosongan lahan hingga tanggal 5 Februari.
“Orang-orang yang ada di
Pemkot hanya mengandalkan otot dalam memimpin. Tak menggunakan otak dan hati
menghadapi masyarakat,” kata salah satu warga Masata, Asrin Dunggi, Kamis
(4/2/2016).
Ia mengaku, selama ini
Pemkot hanya mengirimkan surat kepada mereka tanpa mau datang melakukan dialog
dengan warga Masata. Dan informasi eksekusi diketahui warga dari pemberitaan
media.
“Camat dan lurah hanya
datang di pintu masuk atau berputar mengelilingi lokasi, tapi tak pernah mau
turun atau datang mengajak kami berdialog mencari solusi,” katanya.
Asrin mengaku, dialog yang
dilakukan hanya dengan Penjabat Gubernur Sulut, Soni Sumarsono beberapa waktu
lalu di Masjid. Namun sayang, semua yang disepakati dalam dialog itu diingkari
penjabat gubernur.
“Kami juga manusia dan
masyarakat Kota Bitung yang selelu membuka hati untuk duduk bersama mencari
solusi. Tapi sayang itu tak dilakukan para pejabat Pemkot dan lebih
mengedepankan otot daripada bermusyawarah,” katanya. sumber:beritamanado.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar