Kondisi miris dialami 'orang kecil' Kota Bitung. Usahanya
'dibunuh' raksasa bisnis yang kini menjamur di daerah ini. Pemerintah pun
dituding ikut bertanggungjawab.
Fakta memperlihatkan, penutupan Usaha Kecil Menengah
(UKM) marak di Kota Cakalang. Keberadaan Alfamart dan
Indomaret disinyalir jadi
'predatornya'. Nyanyian rintih didendangkan ke telinga para Wakil Rakyat
Sulawesi Utara (Sulut).
Ferdinand Mewengkang Cs tak segan-segan menyentil
persoalan itu saat melakukan kunjungan kerja Komisi I Dewan Perwakian Rakyat
Daerah (DPRD) Sulut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung, akhir pekan lalu.
Ditegaskan, proses ekonomi masyarakat Sulut sepertinya
tidak selaras dengan cara perdagangan Indomaret dan Alfamart di Kota Bitung.
Model kapitalisme bisa menghancurkan pemodal kecil yang masih bertumbuh. Komisi
I Dewan Provinsi (Deprov) dan Penjabat (Pj) Walikota Bitung John Palandung
akhirnya bersepakat. Mereka memutuskan untuk menghentikan penambahan perizinan
dari kedua Mini Market tersebut. Dengan demikian rakyat dapat membangun ekonomi
mandiri.
“Ritel modern sangat subur bertumbuh di Kota Bitung.
Ibarat jamur yang tumbuh subur di musim hujan. Harus ada langkah kongkrit
terkait kebijakan Pemkot Bitung, dalam hal ini pemberian izin bagi ritel modern
dan juga upaya penguatan kemampuan bersaing bagi usaha kecil seperti warung
yang ada di Kota Bitung,” ujar personil Komisi I asal Bitung, Denny Sumolang.
Komisi I akhirnya berhasil mendesak Pj Walikota John
Palandung menghentikan adanya izin baru. Palandung berjanji akan menghentikan
menjamurnya Alfa Mart dan Indomaret. "Saya berikan jaminan, selama saya
masih memegang posisi Penjabat Walikota Bitung, Indomaret dan Alfamart tidak
akan bertambah," tukas Palandung.
Dalam kunjungan kerja tersebut hadir para personil Komisi
I di antaranya, Ketua Komisi I Ferdinand Mewengkang, Wakil Ketua Decky Palinggi,
anggota Raski Mokodompit, Julius Jems Tuuk, Netty Pantouw, Denny Sumolang serta
Jane Mumek.manadoexpress.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar