Kursi
pimpinan DPRD Kota Bitung praktis kosong sejak ditinggalkan Hengky Honandar dan
Maurit Mantiri Oktober 2015. Keduanya maju sebagai calon wali kota dan wakil
wali kota pada Pilkada serentak 9 Desember 2015.
"Saya
sudah berkali-kali mengusulkan kepada sekretariat agar cepat memproses
pergantian dua kursi wakil ketua DPRD Bitung. Kalau bisa secepatnya ada yang
mengisi posisi itu," kata Ko Je di ruang kerjanya Selasa (22/3).
Pengusaha
yang terjun di dunia politik tak segan mengeluhkan betapa sulitnya memimpin 28
anggota bahkan nyaris tidak mampu. Dia memberikan contoh kalau dia sedang sakit
tidak ada yang bisa memimpin. "Sangat sulit kalau hanya seorang
pemimpin," katanya.
Bahkan
dari hasil pemeriksaan dokter di Malaysia menunjukan Ketua DPRD sudah memiliki
kelemahan jantung sehingga membutuhkan istirahat lama. "Sekarang saja saya
sudah tidak merokok dan makan mulai diatur," jelasnya. Mengenai pergantian
antar waktu (PAW) atas Honandar dan Mantiri informasi yang dia terima tinggal
Partai Demokrat yang belum ajukan nama. Sementara PDI Perjuangan sudah ada
rumor pengganti Mantiri adalah Joel Jerry Lengkong.
Partai
Demokrat Bitung yang sedang bersiap untuk mencari pengganti Honandar dirundung
kabar tak sedap. Ada 'mahar' bagi para anggota DPRD Bitung yang akan duduk
sebagai Wakil Ketua DPRD Bitung.
Empat
nama dari DPC Partai Demokrat masing-masing Ronny Boham, Habrianto Achmad,
Frangky Julianto dan Yulita Takalamingan disebut-sebut bakal bersaing menduduki
kursi terhormat di DPRD Bitung tentunya harus menyiapkan 'mahar' untuk kepada
pimpinan DPC Partai Demokrat Bitung.
"Mahar
ini berupa uang tentunya, untuk memuluskan langkah empat calon ini merebut
wakil ketua DPRD Bitung lewat penerbitan SK dari DPD dan DPP," kata sumber
di internal Demokrat Bitung, Selasa (22/3).
Sumber
yang minta namanya dirahasiakan jumlah 'mahar' berkisar ratusan juta rupiah dan
belakangan dari empat nama calon yang telah diusulkan, hanya dua calon yang
menyerahkan 'mahar'.
Hanny
Ruru, Ketua DPC Partai Demokrat Bitung membantah kabar adanya 'mahar' guna
memuluskan langkah anggota DPRD dari Demokrat menjadi Wakil Ketua DPRD.
"Isu tersebut sengaja dihembuskan untuk mengganggu proses penetapan calon
wakil ketua DPRD Kota Bitung yang sementara berproses di internal Partai
Demokrat. Tak ada 'mahar'. Partai kami tak mengenal namanya 'mahar' dalam
pemberian mandat kepada kader untuk posisi tertentu," bantah Hanny.
Ia
juga mengatakan, mekanisme Partai Demokrat dalam memberikan kepercayaan jabatan
sangat demokrasi. Bukan berdasarkan mahar atau hal lain seperti yang diisikan.
"Sekali lagi tak ada 'mahar' dan itu hanya isu semata," katanya. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar