Minggu, 03 Juli 2016

Jelajah Spot Karang Cangkok di Bawah Selat Lembeh Bitung



Sebuah rumah terbuat dari kayu dan bambu terapung diatas permukaan laut, terombang-ambing diterpa ombak, teriup angin membuatnya bergerak kesana dan kemari.

Rumah tersebut ternyata rumah apung ekowisata bahari Kareko yang dikelola Dinas kelautan dan perikanan lewat
kerjasama dengan Coastal Community Development Project (CCDP)dan Indonesia Focus Advisory (IFAD), salah satu lembaga dari Jepang.

"Tepat di bawah rumah apung ini sekitar tujuh sampai 10 meter terdapat transplantasi coral terbuat dari besi dan semen berbentuk segitiga seperti atap rumah. Di bawahnya bisa dilalui dengan cara menyelam, berbentuk seperti piramida terlihat indah saat kita mendekat di tempat karang dicangkokkan," ujar Richard Nini (53) penjaga rumah apung kepada tim Edisi Minggu Tribun Manado.

Terletak di Kelurahan Kareko Kecamatan Lembeh Utara, rumah apung bisa ditempuh menggunakan jalur laut 50 meter dari Pekuburan umum di Kelurahan Kareko, atau 25 menit dari pelabuhan Perikanan Samudera Aertembaga menggunakan perahu.

"Ada dua spot tranplantasi seperti itu, pertama tepat dibawah rumah apung dan lokasi kedua sekitar lima meter dibuat pada bulan April 2016 dan bulan November 2014," jelasnya.

Spot karang cangkok yang berbentuk seperti atap rumah ini sudah pernah dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.

"Dari Roma Italia dan Bali pernah menyelam kedalam untuk melihat lokasi itu sekaligus melakukan penelitian tranplantasi coral," tambahnya.

Tak hanya itu saja lokasi rumah apung sendiri oleh pemerintah kota dan Kementrian KKP sering menginap selama sehari untuk memantau perkembangan transplantasi. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar