Kamis, 14 Juli 2016

Tikus Rumah di Bitung Dijual ke Minsel-Tomohon

BITUNG - Daging tikus rumah dari Kota Bitung diduga dipasokan untuk memenuhi kebutuhan kuliner ekstrem saat pengucapan syukur Minahasa Selatan, pekan lalu.


Dugaan ini mencuat setelah Tim Khusus (Timsus) Tarsius Polres Bitung membongkar komplotan pemburu tikus rumah dan got, Kamis (14/7). Dari pengakuan para pelaku, hasil buruan dijual ke sejumlah pasar di Minsel dan Kota Tomohon.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Bitung, AKP C Samuri, menjelaskan para pelaku merupakan warga asal Tompaso Baru Minsel. Dia memburu tikus di sejumlah titik di Kota Bitung lalu dijual ke penadah kemudian dipasarkan kesejumlah pasar dengan harga bervariasi ukuran seekor tikus.

"Aksi ini berawal dari operasi rutin Tim Tarsius, mencurigai beberapa orang yang sedang membawa jubi atau alat untuk menembak tikus pada haru Rabu (14/7) dini hari," kata Samuri melalui Bripka Arnold Moningka selaku Komandan Tim Tarsius Polres Bitung, kemarin.

Setelah ditelusuri, didapati satu unit mobil pick up yang didalamnya ditemukan ratusan hingga ribuan ekor tikus rumah dan got hasil buruan. Tim Tarsius terus mengembangkan temuan aksi perburuan tikus oleh lima orang pelaku.

"Didapati bahwa tikus yang diburu di Kota Bitung saat dijual seakan merupakan tikus dari hutan yang ditangkap di daerah Kelurahan Danowudu, Pinangunian, Desa Klabat serta sejumlah wilayah di Kota Bitung dan Minut yang dekat dengan hutan," jelasnya.

Lanjutnya, dari hasil pengakuan kelima orang pelaku masing-masing JM alias Jan (28), BL alias Bil (24), WL alias Win (18), RM alias Eki (28) dan AP alaias Ar (34) warga Tomposo, mereka sudah dilakukan hampir dua tahun belakangan.

Usai ditangkap tikus itu dijual kepada dua orang penadah yaitu Ibu TB alias Titi dan MM alias Ye warga Tompaso kemudian disalurkan ke pasar-pasar. "Tikus got dan rumah dibuat seakan tikus dari hutan diletakan di atas dedauanan.

Tikus rumah hasil tangkapan dibakar seakan menjadi seperti tikus hutan. "Ekornya dibuat berwarna putih dengan cara setelah dibakar dikuliti bagian terluar ekor sehingga warna putih pucat pasih menyerupai ekor tikus hutan yang sebenarnya," urai Moningka.

Saat para pelaku telah diambil keterangannya oleh pihak kepolisian dan wajib lapor seminggu dua kali untuk memberikan keterangan terkait aksinya. "Untuk barang bukti ribuan ekor tikus sudah dikubur di daerah Matuari yang jauh dari permukiman warga," tukasnya.

Dari pengakuan para pelaku, tikus yang diburu di sejumlah titik di Bitung seperti di depan pelabuhan, samping toko Samudera MM, Pasar Cita dan lainnya dijual keluar Bitung. "Dijual di pasar Tompaso Baru kemudian dijual di Pasar Tomohon, Pasar Motoling, Pasar Tompaso dan Pasar Amurang dengan harga Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu bervariasi tergantung ukuran seokor tikus," kata JM alias Jan satu diantara pelaku.

Diakuinya aksi mereka memberi keuntungan yang cukup besar. Contohnya untuk tangkapan dengan jumlah 500 ekor, uang hasil penjualan bisa mencapai Rp 10 juta.

"Dan bukan cuma di Bitung tempat kami mencari tikus. Ada juga di daerah-daerah lain. Biasanya kita beraksi satu minggu satu kali," katanya seraya menyebut wilayah favorit berburu di Bitung, yakni Pasar Cita dan Kompleks Kanopi.

Dari keterangan Jan, untuk pengucapan Minsel kemarin, pihaknya memasok ratusan tikus rumah. "Waktu itu tangkapan kita memang banyak," katanya. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar