Sikap mulia ditunjukkan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Bitung, Yoke Senduk. Meski telah mendapat perlakuan buruk
dari Wakil Ketua DPRD Bitung, Jerry Lengkong, namun Senduk tetap memilih untuk
mengampuni.
Malah birokrat senior yang hampir 15 tahun menjadi motor
birokrasi di lembaga wakil rakyat itu pun, tak akan memroses insiden tindak
kekerasan yang dialaminya ke rana hukum. Nasib Lengkong pun tertolong.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu
dipastikan tidak akan merasakan peliknya berhadapan dengan aparat penegak
hukum. Walau tindakan penamparan yang dilakukannya terhadap Senduk masuk
kategori pelanggaran hukum.
Momentum kesepakatan damai dari kedua publik figur itu
tersaji di ruang Sekwan Bitung, Rabu (14/12) kemarin. Lengkong dengan penuh
penyesalan, memohon maaf secara langsung kepada Senduk dengan disaksikan oleh
Ketua DPRD Kota Bitung, Laurensius Supit.
“Dari lubuk hati yang paling dalam, saya meminta maaf
yang sebesar-besarnya kepada bapak Yoke Senduk dan keluarga, atas perbuatan
saya (Menampar Senduk, red) kemarin (Selasa, red),” ungkap Lengkong sambil
bermohon.
“Saya juga meminta maaf kepada lembaga dewan yang
terhormat serta keluarga besar Partai Pdip. Saya meminta maaf yang
sebesar-besarnya atas kelalaian saya itu,” sambung Lengkong dengan mata agak
berkaca-kaca.
Bak gayung bersambut, permohonan maaf Lengkong diterima
dengan lapang dada oleh Senduk. “Dari hati yang terdalam, saya sudah memaafkan.
Saya takkan memroses persoalan ini ke jalur hukum,” kata Senduk dengan mata berkaca-kaca pula.
Keduanya pun langsung berjabatan tangan dan berpelukan.
Pemandangan itu sontak membuat sejumlah anggota dewan dan staf sekretariat
dewan yang menyaksikannya ikut terharu.
Supit pun merespon positif sikap yang ditunjukkan Senduk
dan Lengkong tersebut. “Baik Sekwan maupun Wakil Ketua Dewan telah
mempertontonkan sikap saling mengampuni. Ini pantas dicontohi dan dijadikan
pelajaran berharga bagi kita semua," ujarnya.
“Saya berharap kedamaian dan keharmonisan akan terus
tercipta di gedung DPRD Bitung ini,” tandas orang nomor satu di lembaga dewan
yang terhormat itu.
Diketahui aksi kekerasan Lengkong kepada Senduk terjadi
di ibadah Pra Natal DPRD Kota Bitung, Selasa (13/12). Lengkong menampar Senduk berulang kali di
bagian pipi dengan menggunakan tangan di kala legislator Bitung, sedang
membawakan lagu-lagu pujian Natal.
Sontak, suasana peribadatan jadi ricuh. Sejumlah pegawai
coba melerai, tapi tak digubris oleh JL yang ditengarai telah terbungkus
amarah. Senduk sendiri, nampak pasrah dan tidak melakukan perlawanan sama
sekali.
Istri Senduk yang juga hadir dalam ibadah, terlihat
histeris menyaksikan sang suami dipukuli. Ia berteriak meminta pertolongan.
Beberapa legislator dan pejabat pun langsung turun tangan melerai dan berhasil
meredam emosi JL.
Setelah suasana mencair, ibadah kembali dilanjutkan. JL kala itu mengaku khilaf. Ia pun mengaku
telah meminta maaf.
Kejadian yang cukup menghebohkan itu, langsung disikapi
Wakil Walikota Kota Bitung, Maurits Mantiri. Mantan Wakil Ketua DPRD Kota
Bitung tersebut, telah meminta klarifikasi kepada Lengkong dan Senduk. “Ya,
keduanya sudah dipertemukan. Yang pasti persoalan ini, tengah kita sikapi,”
tutup Mantiri yang juga Ketua PDIP Bitung itu.
Kasus pemukulan terhadap pejabat teras di Pemkot Bitung,
bukan untuk pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, Eddison Humiang yang kala itu
menjabat sebagai Sekretaris Kota Bitung, sempat dipukul seorang warga Bitung
berinisial RA alias Recky di kawasan
Kantor Walikota Bitung. mediasulut.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar