Kamis, 30 April 2015

Maersk Alabama, Kapal Pengangkut Ribuan Kontainer Ini Sandar Bitung



BITUNG - Panas terik yang menyengat kulit tak menyurutkan langkah rombongan awak media dalam mengikuti ship tour bersama Maersk Line perusahan angkutan Kapal Peti kemas, di Pelabuhan Peti Kemas Bitung Kamis (30/4/2015). 

Dipandu Mohammad Sofyan, GM Trade and Marketing PT Pelayaran Bintang Putih, Agent of Maersk Line, rombongan awak media diajak naik keatas kapal Maersk Alabama satu diantara sekian banyak kapal penggungkut peti kemas milik Maersk Line.


Dalam penjelasannya Mohammad Sofyan mengatakan Maersk Line berkomitmen mempertahankan investasi pelayaran dari dan ke Pelabuhan Bitung, meski ada kekagetan akibat dampak kebijakan Menteri KKP soal moratorium di bidang perikanan. "Bisnis harus jalan dalam kondisi tertentu. Tentu kita harus menurunkan dan mengangkut barang," tutur Sofyan. Memperingati setahun beroperasinya layanan Maersk Line di Bitung, Maersk Alabama berlabuh di Pelabuhan peti kemas Bitung merupakan kapal berbendera Amerika Serikat pertama di bawah Maersk Line yang berlabuh di Bitung, ini wujud komitmen kami dalam melayani rute menyinggahi Bitung.

"Ada banyak rencana Maersk Line untuk mendorong perkembangan. Hal ini dibuktikan dari dokumen Reguler dua minggu sekali mengangkut komoditas perikanan dan kelapa, dengan rute hub port Tanjung Pelepas, Malaysia dan Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Sebaliknya mengangkut produk perkayuan dan mesin otomotif serta perkapalan masuk ke Sulut," kata dia sembari menambahkan untuk kapasitasnya sendiri 50-80 kontainer dalam sekali trip bongkar muat di Pelabuhan peti kemas Bitung.

Untuk saat ini secara rutin mengangkut sekitar 20 kontainer setiap kali masuk keluar, memang saat ini ada sedikit penurunan muatan tak lepas dari kebijakan Menteri KKP. Sekitar 15 persen terjadi penurunan. " Kami berharap pemerintah bijak berkordinasi. Kami berkomitmen menunjang program pemerintah Indonesia, khususnya Tol Laut dan poros maritim. Mengingat Bitung bisa dikembangkan tugas pemerintah bagaimana Bitung bisa jadi transhipment port timur Indonesia bagaimana menekan disparitas biaya ekspor," tukasnya.
Diatas kapal Mears Alabama rombongan awak media dan pihak Mearsk Line disambut hanggat oleh Captain Richard Medden selaku big boss kapal yang menjadi sasaran pembajak perompak Somalia di tahun 2009 silam. Melalui penterjemah Captain Richard Medden mengatakan pelabuhan peti kemas di Bitung sangat bagus dan mengawaki kapal peti kemas Mearsk Alabama sudah 1,5 tahun.

"Biasanya trip kamidi Afrika dan ini pertama kalinya ke Asia khususnya Indoensia sangat berbeda dengan rute-rute yang sudah di jalani," kata Medden. Menurutnya letak geografis pelabuhan peti Kemas Bitung dikelilingi pegunungan berbeda dengan yang ada di Afrika yang rata-raya flat tidak ada gunungnya sehingga ini merupakan pelabuhan yang sangat bagus. "Hingga tahun ini kami tetap berada di rotasi PNG service Maersk line, dengan kekuatan 20 awak kapal kebanyakan adalah warga Amerika," kata dia sembari menambahkan mengapa lebih didominasi dengan awak dari negeri paman Sam karena diluar Amerika harus punya izin bekerja di Amerika karena kapal berbendera Amerika.
"Untuj jumlah angkuta di Maersk Alabama 1.092 Konteiner total kapasitas dalam sekali bongkar muat tergantung fasilitas di Pelabuhan, untuk Bitung ada Crant yang bagus pindahkan konteiner otomatis 1x24 jam selesai kalau tidak ada fasilitas apa-apa seperti Pelabuhan Mozambik harus pakai ship crant 5 hari sampai 1 Minggu baru selesai," jelasnya. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar