Produk furniture bambu dari UKM Shaniqua Bamboo asal
Rangkas Bitung, mitra binaan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM
(LLP-KUKM) dipesan negara Sinegal.
Produk yang dikirim sebanyak satu kontainer 40 feet senilai
Rp325 juta.
Sebelumnya produk UKM ini juga dipesan oleh negara Jerman
sehingga ini dikatakan kedua kalinya
pada Juni ini.
Produk kopi jenis kopi Arabica dari UKM JPW Coffee
Sumatera Utara sebanyak satu kontainer 20 feet atau 1 ton juga diekspor kepada
buyer di China senilai Rp150 juta.
Ini pun hasil tindak lanjut dari kunjungan delegasi Cina
ke Smesco pada awal 2016, yang kemudian dilanjutkan pengiriman kepada buyer di
Australia sebanyak 1 kontainer atau 3 ton senilai Rp250 juta.
Dirut LLP-KUKM Ahmad Zabadi berharap dari adanya
permintaan ekspor produk UKM mitra LLP-KUKM, mitra tersebut bisa ‘naik kelas’
ke level mandiri sehingga memunculkan ‘orang kaya baru’.
Saat mitra binaan ini pun mandiri maka posisinya akan
diganti dengan pelaku UKM lain yang membutuhkan pembinaan dan pendampingan dari
LLP-KUKM.
“Saya menargetkan setidaknya setiap tahun ada 1 mitra
LLP-KUKM yang naik kelas. Jadi setiap tahunnya ada pelaku UKM yang menjadi
‘orang kaya baru’,” kata Ahmad Zabadi.
Tetapi kalau ternyata pelaku UKM tidak berkembang juga
atau tidak naik kelas, Ahmad Zabadi menandaskan, bukan berarti juga LLP-KUKM
harus komplain.
Ini karena tidak berkembangnya usaha yang digeluti pelaku
UKM bukan semata-mata faktor internal, tetapi juga faktor eksternal seperti kebijakan
pemerintah atau kondisi perekonomian secara global. www.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar