Senin, 10 Agustus 2015

Mayoret Don Bosco Bitung Jadi Pusat Perhatian

BITUNG - Suara drum, bass, simbal, terompet dan belira terdengar padu dan apik di sepanjang ruang jalan Siswa hingga Sam Ratulangi depan Kantor Wali Kota Bitung, Senin (10/8).

Inilah penampilan dari grup drum band dan marching band sejumlah sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), kala mengikuti perlombaan drum band dan marching band di hari terakhir rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut HUT ke-70 RI.

"Peserta yang ikut dalam perlombaan ini total ada 15 sekolah, terdiri dari SD 11 dan SMP 4 peserta," tutur Rio Karamoy, Kabid Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bitung, Senin kemarin.

Mereka di antaranya SD GMIM 2 Madidir, SD GMIM 28 Papusungan, SD Min Bitung, SD Inpres 3/77 Papusungan, SD Katolik 5 Bitung, SD Katolik 3 Bitung, SD GMIM 5 Duasudara, SD Inpres 7/75 Madidir, SD Inpres 6/84 Madidir, SD Cokroaminoto Bitung dan SD GMIM Batu Putih. Tingkat SMP, SMP Katolik Don Bosco Bitung, SMP Alhareat Girian, SMP MTS Alheriat Girian dan SMPN 1 Bitung.

"Setiap memasuki garis akhir masing-masing peserta wajib melakukan display membawakan lagu-lagu kemerdekaan, daerah, pop dan lagu lainya. Tidak diwajibkan, maksimal dua sampai tiga lagu yang dibawakan di depan panggung kehormatan," Karamoy menandaskan.

Pelaksanaan lomba disaksikan ribuan orang warga Bitung, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa larut menyaksikan atraksi peserta drum band. Di antara belasan peserta, penampilan marching band SMP Katolik Don Bosco Bitung menjadi pusat perhatian. Saat tiba di depan panggung kehormatan, semua mata tertuju pada Mayoret Marching Band saat beraksi melempar tongkat ke atas.

"Wooooowww, tinggi skali dia ada lempar (woooo tinggi sekali lemparannya)," koar Rian, seorang penonton sambil menahan nafas. Oney seorang penonton mengatakan dari sekian banyak peserta drum band paling bagus penampilannya adalah SMP Katolik Don Bosco Bitung. Barisannya rapih teratur dan komposisi ketukan pada alat-alat marching band tidak asal-asalan. "Mereka sudah pengalaman, apalagi memiliki mayoret yang mempunyai skill melempat tongkat tinggi ke udara. Itu sangat menakjubkan," tukasnya.

Sayangnya, pelaksanaan lomba ini tidak diikuti peserta dari SMA sederajat. "Ini namanya pandang enteng (memandang remeh). Masakkan kegiatan seperti ini tidak ada peserta dari SMA," ujar Salmon, warga Pinokalan. Dia berharap dinas terkait dan pemerintah Kota Bitung menegur. Menurut Salmon, tindakan ini berarti tidak mendukung program pemerintah. "Kan sudah disampaikan sejak jauh-jauh hari, kenapa tidak ada sekolah SMA yang ikut," sesalnya. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar