Senin, 31 Agustus 2015

Belasan Karyawan Perusahaan Ikan Ikuti Pelatihan Tangkap Ikan



Berbagai manfaat dan ilmu diperoleh oleh belasan karyawan perusahan ikan dari berbagai daerah seperti Bitung, Ambon, Sorong, Bau-Bau dan Flores. Belasan kaerawan mengikuti Training of Trainers Bidang Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pole and Line dan Handline oleh Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia (AP2HI) di Jakarta.
Bekerja sama dengan Internasional Pole and line foundation (IPNLF) didukung oleh Pelabuhan perikanan Samudera (PPS) Bitung, Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Aertembaga dan Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan sponsor World Wildlife Foundation (WWF) beberapa waktu lalu.
"Banyak ilmu yang saya dapat dari pelatihan itu. Bagaimana menjadi trainner khususnya cara merawat ikan Tuna agar berkualitas," tutur Irawati Tobangen (28), Minggu (30/8/2015).
Menurutnya ditengah kondisi Ikan Tuna di Indonesia yang mulai menurun populasinya, lewat pelatihan tersebut dilatih dan diajarkan bagaimana melestarikan Ikan Tuna secara berkelanjutan atau sistenebel.
Saat ini keberadaan perkembang biakkan Ikan Tuna di laut kurang tak sebanding lagi dengan penangkapan yang semakin banyak diikuti dengan berdirinya perusahan-perusahan ikan.
"Kami Juga diajarkan bagaimana menangkap ikan rama lingkungan. Jangan menangkap ikan yang ramah lingkungan seperti ikan Tuna yang dibawah 40 Kg khusus tangkap dengan cara tuna andline, jangan tangkap jenis beby tuna yang masih bisa berkembang biak dan bertelur, jangan ditangkap kura-kura, hiu paus dan lumba-lumba serta berang laut," tukasnya.
Terpisah Ahmad Isa Ansyori selaku TOT Coordinator and Asisstent General Manager AP2HI mengatakan tujuan pelatihan antara lain untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan ikan diatas kapal Pole and line dan handline guna memperoleh kualitas yang tinggi dari produk ikan.
Serta memperhatikan kelestarian sumberdaya laut.
"Tujuan jangka panjang mendukung pengelolaan perikanan Tuna di Indonesia secara lestari atau berkelanjutan sehingga menjamin keberlangsungan stok perikanan Tuna dan kelestarian ekosistemnya di masa depan dan mencapai sertifikasi ekolabel atau sertifikat ramah lingkungan untuk produk perikanan Tuna dari lembaga ekolabel dunia yaitu Marine Stewardship Council (MSC)," tukas Isa.manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar