Kamis, 29 Januari 2015

Bitung Jadi Pintu Utama Pertumbuhan Ekonomi

Dialog Ekonomi Tingkat Tinggi antara Delegasi RI dengan Tiongkok, membahas pula peran Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan interkonektivitas bagi pertumbuhan dan gerak roda perekonomian baik nasional maupun internasional.

“Mengapa ? Karena Bitung sangat dekat dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Negara-negara di sekitar Asia – Pasifik dan Sulawesi Utara merupakan Pintu Gerbang Pasifik untuk Indonesia, oleh karena itu, maka Dubes Tiongkok untuk Indonesia pun datang dan melihat langsung seperti apa daerah kita ini, khususnya Bitung,” ungkap Sarundajang saat memberi keterangan kepada wartawan di ruang VVIP Bandara sam Ratulangi Manado, Kamis (29/1).

Informasi yang diterima baik langsung maupun tidak oleh Dubes, justru disampaikan kepada Presiden RRT, Zi Jinping, sehingga saat berada di Negeri Tirai Bambu ini, Presiden sudah mengetahuinya.

Sehingga interkoneksi wilayah bisa terjadi bilamana, Bitung sebagai pintu gerbangnya, harus dibangun seperti perpanjangan atau perluasan dermaga pelabuhan peti kemas atau container yang berkelas internasional sepanjang 500 meter.

Guna kelancaran pintu gerbang ini, maka Jalan Tol, Manado-Bitung sedianya hanya 13 km bertambah menjadi 40 km, yang akan dibangun secara sungguh-sungguh dengan menggunakan dana loan dari Negara Tiongkok dan APBN.

Tidak saja itu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mendapat perhatian pemerintah Tiongkok, termasuk pembangunan infrastruktur kawasan industri, yang bisa mencapai ribuan hektar, yang mencakup wilayah Kota Bitung dan Kema (Kabupaten Minahasa Utara).

Untuk menyuplain daya listrik ke Bitung dan kawasan industri yang berada di KEK, maka Pemerintah Tiongkok pun tertarik dengan tawaran pembangunan pembangkit listrik Geothermal di Gunung Dua Saudara.

Demikian halnya dengan keberadaan Bitung sebagai titik nol pembangunan mega proyek Rel Kereta Api Trans Sulawesi menuju Makassar. Pembangunan Rel Kereta Api inipun akan bersamaan dengan pembangunan Rel Kereta Api trans Sumatera, trans Kalimantan dan trans Papua.

Sementara dana yang siap digelontorkan untuk Mega Proyek tersebut berkisar di angka Rp 35 Trilyun.

“Tahun 2015 ini konstruksinya jalan Told an KEK, mulai dikerjakan,” tandas Gubernur SH Sarundajang.(ferry).kawanuapost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar