Senin, 19 Januari 2015

Kata Sopir di Bitung, Turunkan Dulu Harga Sembako Baru Tarif Angkot

Sejumlah perwakilan pengusaha angkutan kota atau Mikro dan para sopir di Bitung yang mengikuti rapat koordinasi penyesuain tarif Angkutan Kota dan Angkutan Penyeberangan di kantor Dinas Perhubungan, melakukan walk out dari dalam ruangan mana kalah pembahasan penyesuaian tarif pasca turunnya harga Bbm tidak menemui kesepakatan, Senin (19/1).


"Kami terpaksa keluar karena kami sudah menunggu sejak jam 2 siang sebagaimana undangan dan baru dimulai jam 4 lewat. Kami tinggalkan rapat mau pergi mencari karena waktu adalah uang kalau lama ada kesepakatan percuma," koar Ruddy Roorah sopir angkot kemudian bersama rekan sejawatnya keluar ruangan.

Sebelumnya dalam pembahasan rapat penyesuaian yang di pimpin oleh Oktav Kandoli Kadishub, dihadiri Salha Hasyim Asissten Dua setda kota Bitung, Kabid Darat Dishub Vicky Sangkaeng, Kasie Angkutan Adrian, Kanit Laka Lantas Sat Lantas Polres Bitung Ipda Frits Pararangan, Ego Tirayoh tokoh masyarakat, sekretaris Organda, organisasi sopir Pesat, Matuari, PKSD, Permata, pengusaha angkutan, pelajar SMP, SMA dan Guru mencuat penolakan dari sopir untuk penurunan tarif.

"Kalau mau turunkan tarif turunkan dulu sembako dan barang-barang lainnya supaya adil lewat penegakan dari pemerintah jangan hanya sepihak kami yang ditekan, kalau tidak diindahkan kami sopir mikro akan melakukan aksi demo," tutur Ruddy Roorah saat rapat.

Robby Singal sopir lainnya dari rukun Matuari Waya menilai dari setiap pembahasan penyesuaian tarif harus juga dibahas mengenai harga onderdil dan sembako pada saat terjadi Bbm turun ataupun naik. "Untuk itu kami berpendapat tidak usuh diturunkan tarifnya. Jangan dulu turunkan nanti kalau naik lagi Bbm kami sopir barangkali tidak akan keberatan dengan tarif yang sudah ada," tutur Robby.

Sementara bagi Christian Muhaling siswa kelas XI Akutansi Perhotelan SMKN 1 Bitung dengan belum diturunkannya tarif mikro di Bitung membuat kesulitan untuk merogoh kocek bayar angkota. "Saya keberatan tarif angkut seperti ini karena orang tua kami Nelayan, tidak semua siswa miliki orang tua berlebihan penghasilannya ada juga yang ekonomi lemah," ujar Christian. Dia pun membeberkan kondisi yang terjadi dilapangan perihal keberadaan tarif Mikro sekarang berdasarkan hasil keputusan untuk anak sekolah rp 2.700 dan umum rp 3.600, saat dibayarkan jumlah sudah dibulatkan oleh para sopir rp 3.000 untuk pelajar dan rp 4.000 untuk umum. "Ini yang terjadi di lapann para sopir langsung membulatkan tarif ke nominal genap dengan alasan tidak ada lagi uang receh," tukasnya.

Oktav Kandoli selaku Kadishub menjelaskan tarif Mikro di Bitung saat ini berdasarkan SK Wali kota Bitung nomor 7 tahun 2015 untuk tarif Umum rp 3.600 dan pelajar rp 2.700. "Berdasarkan rumusan, perhitungan dalam item-item yang ada untuk umum menjadi rp 3.100 dan pelajar rp 2.100," jelas Kandoli. Namun begitu dirinya mengaku angka itu masih akan diajukan kepada kepala daerah dalam hal ini walikota Bitung untuk diputuskan kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya surat keputusan (SK) penyesuaina tarif. "Secepatnya kami akan ajukan kepada pak wali," tukasnya.

Terpisah Senin (19/1) pagi harinya Hanny Sondakh yang dimintai tanggapannya perihal penyesuaian tarif pasca harga Bbm yang turun lagi hanya menjawab secara singkat. "Pasti akan turun, masih akan rapat dengan Dinas perhungan Kota Bitung mengenai tarif," kata Sondakh sembari berlalu pergi usai mengikuti rapat kerja di gedung BPU Bitung. tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar