Max
Galatang alias Mile gembira. Dia adalah leader gelaran menyanyi dan menari
masamper massal melibatkan warga, ASN, pejabat, Fokopimda, tokoh adat, tokoh
agama hingga wali kota, wakil walikota, sekretaris kota bersama istri, Sabtu
(8/10).
"Jelas
sangat puas dan gembira ini boleh terselenggara apalagi bisa pecahkan
rekor," tutur Mile kepada Tribun Manado, Minggu (9/10).
Baginya
kebudayaan di Bitung merupakan bagian dari miniatur Indonesia di dalamnya
didominasi etnis Sangihe dan Minahasa serta lainnya berbaur menjadi satu.
"Ide dan gagasan ini awalnya disampaikan oleh wali kota dan wakil walikota
Bitung yang langsung koordinasi dengan saya, sambil menugaskan apakah sanggup
atau tidak dan puji syukur kepada Tuhan bisa terselenggara," pungkasnya.
Menyanyi
dan menari masamper massal yang digelar dalam rangkaian Festival Pesona Selat
Lembeh (FPSL) 2016. Dari catatan Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) yang
memberikan rekor ada sekitar 70 ribu orang yang terlibat.
"Sebenarnya
ada 70 ribu orang yang kami liat dan pantau di lapangan, tapi yang lainnya
tidak menari hanya ber selfie sehingga yang dihitung yang menari saja,"
jelas Paulus Pangka, Direktur Leprid.
Max
Lomban, Wali Kota Bitung menyampaikan apresiasi kepada Leprid dan semua yang
boleh terlibat dalam masamper massal. "Prestasi dan penghargaan ini untuk
rakyat agar bisa terhibur," kata Lomban. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar