Rabu, 18 Mei 2016

Pemerkosa Diteriaki Beramai-ramai

BITUNG - Pra rekonstruksi kasus pemerkosaan anak gadis 12 oleh Polres Bitung menyita perhatian.

Ratusan orang memadati lokasi, Rabu (18/5). Kasus rudapaksa ini melibatkan tiga pria hidung belang, IM, SM dan FSP.


Terungkap IM dan SM melakukan aksi bejat itu dua kali di tempat keduanya berdomisili. FSP melakukan sekali.

Prarekonstruksi melibatkan petugas Polsek Maesa dan Polres Bitung berlangsung di lebih dari tujuh tempat. IM, pria bertato ini menjadi pusat perhatian.

"Kalau kami tahu dia yang pelaku (pria bertato) sudah ditempelang atau pukul," ujar seorang warga yang menyaksikan prarekonstruksi di depan kantor Pos Bitung itu.

Menurut warga ini, tersangka yang memiliki tato di wajah sudah sangat familiar. Dia merupakan tukang parkir di depan satu rumah makan di Pusat Kota Bitung. "Dia juga sering meminta-minta uang kepada pengendara mobil," ujar warga ini.

Prarekonstruksi diawali dengan perjalanan korban saat melarikan diri dari rumah. Korban yang diperankan oleh seorang perempuan nampak santai memperlihatkan perjalanannya berpindah-pindah rumah dari kos hingga rumah kos tersangka.

Di satu rumah kos kompleks Empang Kelurahan Bitung Timur, korban bersama tersangka bertato menginap selama tiga hari lamanya. "Dua kali berbuat. Selama korban di kamar kos saya pergi kerja menjaga parkir," kata tersangka.

Di Kelurahan Bitung Barat Satu, TKP selanjutnya, tersangka FSP mengaku melakukan perbuatan asusila kepada korban di rumah temannya.

Beralih lokasi di tepi pantai Candi, polisi terpaksa harus memasang garis polisi untuk mengantisipasi membludaknya warga yang menyaksikan. "Woi, sunat jo pada dia," kata warga saat tersangka dihadirkan polisi.

Kapolsek Maesa, Deli Manullang, mengatakan pelaksanaan prarekonstruksi sebagai awal sebelum melakukan rekonstruksi sambil melihat kronologis kasus. "Selain itu fokus kepada pelaku rudapaksa," tutur Deli.

Bagi pelaku yang masih buron, pihaknya tetap berupaya melakukan pengejaran. "Kasus ini ditangani oleh Polsek Maesa dan Polres Bitung," kata dia.

Ade, seorang tukang ojek yang kebetulan melintas di lokasi saat prarekonstruksi, mengaku terkejut. "Saya kaget dengar ada kasus rudapaksa melibatkan pria bertato yang sering disebut Aim. Kasihan anak di bawah umur mereka perlakukan seperti itu. Kenal sih dengan Aim, dia mencari uang sebagai tukang parkir," ujar warga Bitung ini. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar