Memasuki pekan ketiga pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE)
2016 yang dilakukan para petugas yang direkrut Badan pusat statistik (BPS) Kota
Bitung, ada masyarakat yang tidak koperatif menerima petugas yang melakukan
wawancara.
"Ada masyarakat yang menggembok pintu pagar dan
mencak-mencak saat petugas hendak melakukan wawancara," keluh Kepala BPS
Bitung Albert Nicolaas kepada Tribun Manado di kantornya, Selasa (17/5).
Kepada masyarakat yang memiliki usaha untuk koperatif
dengan tidak menolak untuk di, hal ini diterima BPS dari laporan petugas di
lapangan kiranya menjadi perhatian bantu program pemerintah dalam sensus
ekonomi. "Tidak ada sangkut paut dengan kegiatan lainnya hanya murni
sensus ekonomi. Pemerintah kota Bitung sendiri sudah mendukung pelaksanaan
sensus ekonomi di 69 kelurahan di Kota Bitung," tambahnya.
Dia memberikan contoh kendala yang terjadi dalam
pelaksanaan SE 2016 ada pengusaha konstruksi saat akan di sensus ekonmi sering
bersembunyi, usaha online sulit terjangkau sehingga dibutuhkan kejujuran dari
tiap-tiap masyarakat. "Binis jual pulsa itu sudah merupakan kegiatan
usaha. Dari pengamatan BPS sebelum sensus perputaran uang besar di usaha Online
karena perputannya sangat besar," terangnya.
Terpisah Alfian Sumayku Kepala Seksi Statistik Distribusi
BPS Bitung menjelaskan untuk teknis pelaksanaan SE 2016 yang dilakukan petugas
mewawancara responden hanya 15 menit kalau yang punya usaha 20 menit.
"Total 399 orang petugas di lapangan terdiri dari pencacah lapangan (PCL)
297 orang dan 102 petugas pemeriksa lapangan (PML)," terang Sumayku.
Pelaksanaan SE 2016 telah berlangsung sejak tanggal 1 Mei
2016 hingga memasuki pekan ketiga di bulan Mei di lapangan sudah 37.4 persen
blok sensus dari 740 blok sensus sesuai dengan prosesentase lapangan SE 2016
Kota Bitung per 17 Mei 2016 (pukul 8.30 wita).
"Paling banyak blok sensus di Kecamatan Matuari 133
blok paling sedikit di Kecamatan Lembeh Utara 34 blok sensus.," jelasnya.
Dijelaskannya bloks sensus dalam pengertian hanya dipergunakan dalam melaksanan
Sensus Ekonomi masing-masing kelurahan dibagi blok sensus, per satu blok sensus
berdiri sekitar 180 bangunan. "Wilayah perumahan dan perkotaan padat
paling banyak blok sensusnya," tambahnya.
Bicara sensus ekonomi kena seluruh, pertambahan blok
sensus seperti penjual emperan dulunya tidak ada sekarang ada. Gerobak penjual
martabak didepan supermarket di data langsung ditempat.
"Tempat fufu kopra di kebun adalah pengolahan tetap
masuk sensus, para penjualan yang bangunan tetap peralatan tidak tetap didata
dilokasi usaha sehingga saat kembali ke rumah tidak didata lagi kecuali
pedagang keliling dan pedagang pasar," tandasnya. manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar