Rabu, 25 Mei 2016

Hamber: Belum Apa-Apa Sudah Didatangi Demo



Aksi demo yang dilakukan oleh sejumlah pencinta alam dari Kabupaten Minut dan Kota Bitung ditenggarai terjadi karena di saat bersamaan sedang berlangsung Sosialisasi rencana perubagan fungsi kawasan hutan dalam rangka pembuatan jalan patroli pada Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam
Duasudara, di lantai IV Kantor walikota Bitung Senin (23/5).

Dalam sosialisasi itu menghadirkan Kadis Pekerjaan umum (PU) Kota Bitung Rudy Tenok, Alex Watime Kadis Pertanian, Kehutanan dan Ketahanan Pangan, Kepala BKSD Sulut Sudiyono, dari Enchancing Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity Conservation (Epass-Tangkoko) Ir Lilik Yuliarso, Balai pemantapan kawasan hutan (BPKH) Vicktor Rantelembang.

"Belum apa-apa kita sudah didatangi pendemo, ingat ada kasus di Tangkoko waktu berkibat masyarakat Batuputih masuk penjara karena penebangan liar. Nah proyek ini pasti akan ada penebangan, jangan sampai masyarakat menilai mereka tidak boleh sementara pemerintah boleh sehingga ini harus dicakapkan oleh semua pihak sebelum dilaksanakan," tutur Jhon C Hamber anggota DPRD Bitung saat menghadiri sosialisasi, Senin kemarin.

Menurut pelaksanaan sosialisasi pembuatan jalan patroli langsung cepat direspons oleh pencinta alam dengan melakukan demo. Bicara cagar alam dan hutan lindung hubungannya erat dengan kegunaan bukan hanya masyarakat Batuputih melainkan semua masyarakat Kota Bitung. "Mengenai fungsi jalan itu untuk antisipasi kebarakan saya setuju tapi kalau sudah bicara luasan areal tidak setuju. Kalau masyarakat dukung kami dprd ikut dukung tapi kalau masyarakat teriak kami dprd juga akan teriak," tandasnya.

Mr Herry peserta dari LSM Selamatkan Yaki, menilai tujuan untuk jalan patroli dapat diterima, yakni meningkatkan efektifitas akses kebakaran yang sudah bisa dilihat dampaknya waktu kebakaran lalu dampaknya sangat luas. Tetapi kata pria bule ini kalau untuk kurangi kasus buruan juga setuju. "Persoalannya sampai sekarang justifikasinya belum 100 persen sampai kepada kami untuk kebutuhan jalan patroli, perseptif dampak dari ini tidak ada disampaikan mengenai kehidupan disekitar kawasan konservasi," tutur Herry.

Steven Lentey dari project macaca nigra menilai rencana pembuatan jalan patroli harus dilihat dari sisi ilmiah. Jalan patroli dari Kasawari ke Batuputih pasti akan ada penolakan, mengenai sahnya agar bisa terwujud proyek ini lebih berat ke masalah negatif. "Perlu pemahaman apapun sosialisasi ada penerimaan dan penolakan meski berulang-ulang dilakukan. Dengan adanya jalan patroli menjadi salah satu akses jika terbuka akan berakibat terbukanya peluang terjadinya pembalakan liar," tandasnya.

Semenyara itu menurut Kepala BKSD Sudiyono menjelaskan mengenai justifikasi sangat setuju sehingga dalam proses rencana pembuatan jalan patroli akan dilakukan dua hal justifikasi dan sosialisasi utk menjawab semua peroalan kebakaran, ilegal loging dan keberadaan macaca nigra. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar