Kamis, 12 Mei 2016

Petugas Sensus Ekonomi Pertanyakan Pembayaran Honor



Sekitar pukul 10.00 Wita Kantor Badan Pusat Statistik dan sebuah bank di kompleks Ruko Girian dikerumini ratusan orang. Mereka adalah Mitra kerja kerja (BPS) yang bertugas melakukan program Sensus Ekonomi tahun 2016 di Kota Bitung.

Mereka mendtangai kantor tersebut lantaran tak terima dengan kebijakan pihak BPS, Rabu (11/5).

"Kami mempertanyakan proses pembayaran biaya operasional atau honor kami kenapa melalui Bank padahal dalam surat kontrak dibayarkan langsung pada kami," keluh pria berinisial MM, Rabu kemarin.

Menurutnya, mengapa tidak mau menerima biaya operasional melalui Bank karena mereka harus membuka buku rekening tabungan dan ribut pengurusannya.

"Namanya biaya operasional, sudah harus dibutuhkan secepatnya sehingga kalau melalui bank akan terjadi keterlambatan ada potongan bank dan harus ada sisa saldo didalam rekening. Kami paling kami tak mau antreannya panjang dan lama sementara biaya itu saya sudah sangat kami perlukan," jelasnya.

Kata sumber jumlah biaya operasional yang akan diterima sebesar rp 400 ribu selama beberapa kali. "Total biaya operasional kami Rp 3 juta," tambahnya.

Keberatan lainnya kenapa hanya di satu bank saja para mitra harus menerima biaya operasionalnya padahal di Bitung ada banyak bank. "Kami curiga dong pasti ada apa-apanya kalau seperti ini," tukasnya.

BK, mitra lainnya mengaku ini untuk kali pertamanya akan menerima biaya operasional atas kerja mereka selama 11 hari bertugas melakukan sensus sehingga harus benar-benar disalurkan dengan baik.

"Jangan sampai tidak tepat sasaran dengan adanya keluhan dan protes pembayarannya melalui bank," keluh BK.

Ditempat terpisah Albert Nicolaas Kepala Badan pusat statistik (BPS) Kota Bitung menampik apa yang dikeluhkan para mitra adalah satu kekeliruan. "Tidak seperti itu, didalam bukti teknis keuangan biaya honor kepada mitra harus melalui bank," ujar Albert singkat. manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar