Senin, 02 Januari 2017

Bocah Penderita Hidrocefalus Butuh Pergatian Pemerintah



Felicia Sasela, bocah berusia 5 tahun yang diduga mengidap penyakit Hidrosefalus terbaring lemah di Ruang ICU Rumah Sakit Budi Mulya Bitung, Jumat (30/12).

Kondisinya sungguh mengibakan hati. Kepalanya sangat besar, hampir sebesar bola dalam olahraga Sepakbola.
Sebaliknya, badannya kurus kering. Lengannya sangat kecil seolah tak punya daging.

Pembesaran kepala membuat matanya yang bulat membesar, hampir tak pernah berkedip serta wajahnya tegang. Benjolan pada bagian atas kepala nampak mulai mengempis, hingga kepala itu terlihat berbentuk buah hati, dan itu menimbulkan rasa sakit pada anak malang itu.

Penuturan sang oma Maria Smith yang kala itu tengah menjaga si anak, Felisia saat itu sementara kesakitan. Hal itu nampak dari bibirnya yang agak membuka. Namun sang cucu tak mengerang kesakitan akibat pengaruh kepalanya itu.

"Ia kesakitan namun suara tak keluar dari mulutnya, ia tak bisa bicara, kalau mau sesuatu hanya pakai bahasa isyarat," ujar dia. Keadaaan Felicia yang mengibakan itu, masih ditambah lagi kisah sedih keluarganya yang miskin.

Dikatakan Oma, ayah Felicia Son Sasela dan ibunya Aditia Paramita tergolong keluarga tak mampu. Son membuka bengkel kecil di rumah kediamannya di Aertembaga, sedang sang istri hanya ibu runah tangga."Bengkel itu kadang ada "pasien" kadang tidak," kata dia. Karena kemiskinan itu, lanjut dia, Felicia tidak mendapat pengobatan yang baik meski keluarga selalu berupaya mengobatinya.

Disebutnya, Felicia pernah dibawa ke tukang berobat makatana. "Kami bawa di Lembeh dan Madidir, namun ternyata tak sembuh," kata dia. Akhirnya keluarga memutuskan membawa Felicia ke dokter.

Sang dokter memberi rujukan ke seorang dokter di Manado. "Dengan uang pas pasan kami naik angkot ke Manado, ternyata dokternya pindah ke Malalayang, kami tak meneruskan perjalanan karena habis uang," ujar dia.

Dituturkannya, karena tak punya uang keluarga sering memberikan obat yang dijual di warung untuk meredakan sakit Felicia. Beberapa hari sebelum dibawa ke rumah sakit, Felicia sempat diberi obat antasida yang dibeli di warung.

"Dia sakit perut kami kasih obat itu, biasanya sembuh namun kali ini tidak, ia malah muntah - muntah," ujar dia. Ungkap dia, Felicia nyaris gagal masuk rumah sakit gara - gara BPJS nya belun dibayar. Ia menggunakan BPJS pribadi.

"Kami berdoa dan akhirnya Tuhan menolong, sejumlah warga patungan membayar uang denda sebesar 1 juta, salah satunya istri anggota dewan Bitung Viktor Tatanude," ujar dia.

Dibebernya, tanda tanda Felicia menderita penyakit itu sudah nampak sejak ia lahir. Tak seperti biasanya anak lahir selalu menangis, Felicia lahir dalam keadaan diam. Empat bulan kemudian, benjolan mulai nampak di dahinya. "Lama kelamaan benjolan membesar," kata dia. Disebutnya, Felicia pernah dibawa ke RS Budi Mulya pada Februari 2015.

Dia menjalani perawatan selama seminggu. "Waktu itu ia kejang kejang setelah dirawat kejang kejangnya hilang kami memutuskan tidak melanjutkan perawatan karena keterbatasan biaya," ujar dia. Maria berharap, Felicia bisa sembuh total dalam perawaran kali ini. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah. "Siapa tahu ada yang bisa bantu, kami tak bisa balas, tapi Tuhan Yesus akan membalas," ujar dia. sumber:manado.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar