Wanita
paro baya itu nampak ahli dalam menyusun uang emas atau disebut Kim Cua oleh
penganut Tridharma.
Kim
Cua dipersembahkan pada Dewa. Caranya
dibakar dalam sembahyang. Jemarinya
bak menari kala menjahit uang emas itu. Pekerjaan
rumit itu dilakukannya dengan
santai.
Kadang
sambil menjahit, ia bercakap - cakap dengan pekerja lainnya di klenteng Seng Bo
Kiong Bitung. Uto
nama wanita itu. Bukan
warga keturunan Cina. Bukan
pula penganut Tridharma.
"Saya
penganut Kristen," ujar dia kepada Tribun Manado, Senin (23/1) di ruang
samping kanan Klenteng Seng Bo Kiong. Uto
mengaku bekerja melipat uang emas di Klenteng itu.
Dirinya
sudah lima tahun bekerja di sana. "Sudah
cukup lama," beber dia. Uto
bercerita, mulanya ia bekerja di klenteng itu sebagai pekerja biasa. Pelipat
uang emas kala itu adalah seorang wanita tua.
"Ia
ajari saya membuat ini, akhirnya saya menggantikan dia," kata dia. Menurut
Uto, awalnya ia alami kesulitan mengerjakan uang emas. Sebutnya,
butuh seni khusus melipat serta menjahit uang emas.
"Harus
dilipat model emas kemudian dijahit, semuanya harus sempurna karena yang itu
digunakan dalam sembahyang," kata dia. Uto
mengungkap, sehari ia mampu menyelesaikan hingga 10 gulungan uang kertas. Rata
- rata klenteng tersebut membutuhkan 6 gulungan setiap harinya. "Kalau
Imlek lebih banyak lagi," kata dia.
Dekat
Imlek, Uto lebih sibuk. Semakin
banyak warga yang sembahyang di klenteng itu. Kepada
Tribun, Uto menunjuk dua kardus berisi uang emas yang sudah digulung serta
tumpukan uang emas yang masih berupa kertas.
"Lebih
sibuk jelang Imlek," ujar dia. Uto
mengaku menikmati pekerjaannya itu. Ia
belum ada niat pindah kerja. Tak
risih bekerja di Klenteng, padahal ia penganut agama Kristen ?. "Biasa
saja, yang penting kerja halal," kata dia.
Pekerja
lainnya bernama Suniati. Ia
tengah asyik mengamati pekerjaan Uto. "Saya
sedang belajar dari dia," kata dia dengan logat jawa kental. Suniati
berwajah oriental. Kulitnya
kuning langsat. Matanya
agak menyipit. Seperti
Uto, ia bukan penganut Tridharma.
"Saya
muslim," kata dia. Dia
mengaku datang dari Jawa beberapa waktu lalu untuk ikut bosnya yang sering
beribadah di klenteng. sumber:manado.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar